Page 7 - BAB 2. Kompetensi dalam Ranah Kognitif, afektif psikomotor
P. 7
Walaupun kurikulum berganti, misalnya dari kurikulum 2013 ke
kurikulum merdeka saat ini tidak akan merubah aspek penilaian terhadap
peserta didik. Aspek yang dinilai tetap ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
Berikut ini penjelasan masih-masing ranah kompetensi.
A. Aspek penilaian Ranah Kognitif
1. Konsep Ranah Kognitif
Ranah kognitif merupakan ranah yang berkaitan dengan aspek-
aspek intelektual atau berpikir/nalar. Di dalamnya mencakup pengetahuan,
pemahaman, penerapan, penguraian, pemaduan, dan penilaian. Dalam
ranah kognitif, sejauh mana peserta didik dan pada level yang lebih atas
seorang peserta didik mampu menguraikan kembali kemudian
memadukannya dengan pemahaman yang sudah ia peroleh untuk
kemudian diberi penilaian/pertimbangan (Lorenzo, 2016: 1-2).
Proses belajar yang melibatkan kognisi meliputi kegiatan sejak dari
penerimaan stimulus eskternal oleh sensori, penyimpanan dan pengolahan
dalam otak menjadi informasi hingga pemanggilan kembali informasi ketika
diperlukann untuk menyelesaikan masalah.
2. Tingkatan Ranah Kognitif
Kemampuan yang menimbulkan perubahan prilaku dalam domain
kognitif meliputi beberapa tingkat atau jenjang. Bloom membagi dan
menyusun secara hirarki tingkat hasil belajar kognitif mulai dari yang paling
rendah dan sederhana yaitu hafalan sampai yang paling tinggi yaitu
evaluasi. Makin tinggi tingkat maka makin kompleks dan penguasaan suatu
tingkat mempersyaratkan penguasaan tingkat sebelumnya. Enam tingkatan
itu adalah hafalan (C1), pemahaman (C2), Penerapan (C3), analisis (C4),
sintesis (C5), dan evaluasi (C6) (Purwanto. 2008: 50). Namun tingkatan
kognitif ini mengalami perubahan menjadi pemikiran yang lebih aktif dan
akurat. perubahan dimensi proses kognitif tersebut menurut Anderson et al.
(2001) adalah sebagai berikut:
a. Mengingat (C1)
Mengingat dan mengenali kembali pengetahuan, fakta, dan konsep,
dari yang sudah dipelajari. merupakan kemampuan kognitif yang
paling rendah. Kemampuan ini merupakan kemampuan memanggil
kembali fakta yang disimpan dalam otak digunakan untuk merespons
suatu masalah. Dalam tingkat ini fakta dipanggil kembali persis seperti
ketika disimpan. Misalnya nama penemu sel.
b. Memahami (C2)
kemampuan untuk melihat hubungan fakta dengan fakta. Menghafal
fakta tidak lagi cukup karena pemahaman menuntut pengetahuan akan
fakta dan hubungannya. Misalnya memahami proses terjadinya hujan.
c. Mengaplikasikan (C3)
Kemampuan kognitif untuk memahami aturan, hukum, rumus dan
sebagainya dan menggunakan untuk memecahkan masalah.
2

