Page 253 - Bahasa_Indonesia_BS_KLS_X_Rev
P. 253
Dalam puisi “Candra” di atas, terdapat larik /kuda yang bernapaskan
nyala/. Kata nyala umumnya mengikuti kata api atau sebagai penjelas kata api.
Kata nyala juga dapat diartikan sebagai hidup, bertenaga, ataupun berkobar.
Dalam hal ini, baris /napas kuda yang menyala/ sebenarnya bermakna sosok
kuda yang memiliki semangat berkobar atau kuda yang kuat bertenaga.
Larik berikutnya yang mengandung konotasi adalah /Waktu berhenti
di tempat ini/Tidak berombak, diam semata/. Dalam puisi tersebut, waktu
dikatakan tidak berombak atau dalam keadaan tenang. Kata-kata tersebut
tidak menunjukkan makna sebenarnya, tetapi bermakna tidak ada gangguan,
damai, dan tenteram.
Kegiatan 2
Untuk memperdalam pemahaman, kalian dapat berlatih menelaah
majas, pengimajian, kata konkret, dan kata bermakna konotatif yang
terdapat dalam puisi “Nelayan Tersesat” karya Dorothea Rosa Herliany.
Mintalah salah satu teman untuk membacakan puisi tersebut. Dengarkan
dengan saksama larik-lariknya. Catatlah larik-larik yang menurut kalian
mengandung majas, pengimajian, kata konkret, dan kata bermakna
konotatif.
NELAYAN TERSESAT
Karya Dorothea Rosa Herliany
“sampanku tersesat di sebuah negeri terbuka,”
jerit seorang nelayan kecil dan papa.
“di manamana pintu. siapa pun bebas memasukinya.”
(ikanikan merubung dan ternganga).
nelayan kecil itu bagai telah terbebas
dari sebuah lorong tertutup dan gelap.
dindingdinding memantulkan sakit
dan nestapa.
Gambar 6.7 Dorothea
Rosa Herliany
“berkatalah, dan mereka akan mendengar,” ia Sumber: Ensiklopedia Sastra
Indonesia/Badan Pengembangan dan
berkata. “bukalah mulutmu, dan tangantangan Pembinaan Bahasa
Bab VI | Berkarya dan Berekspresi Melalui Puisi 237