Page 1 - Katalog Qantara
P. 1

Kebangkitan Wibawa                                                                                   Shinshu Tenma Kyo


               Klan Takeda
                                                                                                                                                                 #1






                                                                                                   Awal musim semi tahun 1581. Pasukan sekutu Oda
                                                                                                   dan Tokugawa menyerang dataran rendah negeri Kai.

                                                                                                   Klan Takeda tersingkir. Wilayah paling gemilang di-
                                                                                                   antara empat wilayah selama 26 generasi sejak Shinra

                                                                                                   Saburou itu pun terpuruk dalam kecamuk. Desa-desa
                                                                                                   terpencil maupun kota-kota dilanda kekacauan besar.


                                                                                                   Banyak samurai berdedikasi tinggi hidup tanpa ma-
                                                                                                   jikan. Dalam situasi hidup tak menentu itu, sayup-
                                                                                                   sayup mereka mendengar kalau masih tersisa sebutir

                                                                                                   benih keturunan langsung dari Klan Takeda. Reputasi

                                                                                                   kecerdasan dan tempaan dari Pendeta Kai Sen di Kuil
                                                                                                   E Rin kian menarik simpati para samurai ke sosok
                                                                                                   pangeran ini. Dialah Inamaru, cucu Takeda Shingen,

                                                                                                   yang disebut-sebut sebagai Dewa Kesatria.

                                                                                                   Pangeran Inamaru terus diburu. Perampok gunung

                                                                                                   hingga perompak Perahu Pahan berlomba mengejar
                                                                                                   hadiah besar untuk kepala Inamaru. Para samurai dan

                                                                                                   pendeta pun tak tinggal diam. Kejadian demi keja-
                                                                                                   dian, secara terencana maupun kebetulan, memper-

                                                                                                   temukan mereka dalam misi penyelamatan. Siasat
                                                                                                   terpendam, penyamaran, dan konflik para ahli tom-

                                                                                                   bak, panah, seruling, tongkat besi, hingga telapati dan
                                                                                                   taktik militer dikisahkan semakin tersatu dalam ke-

                                                                                                   samaan tujuan. Akankah bendera berlambang kotak
                                                                                                   trapesium milik keluarga Takeda ini berkibar?










                                                             9786027428058 | Eiji Yoshikawa


                                      Soft Cover | Book Paper | 14 x 21 cm | 373 hal | Juli 2016

                                                                                  Rp 80.000
   1   2   3   4   5   6