Page 35 - BUKU MODEL ADISI
P. 35
BUKU MODEL ADISI 32
mudah menyerah dalam mengerjakan tugas (Fitriani et al., 2020; Fadillah et al.,
2021; Hu et al., 2022; Liu et al., 2023). Peserta didik dengan self-efficacy rendah
cenderung mengalami kecemasan dan menghindari tugas karena merasa akan gagal
(Ho et al., 2022; T. J. Lin, 2021; Yang et al., 2021; X. F. Lin et al., 2024; ).
Self-efficacy juga memainkan peran penting dalam proses argumentasi
(argumentation self-efficacy), karena keyakinan peserta didik pada kemampuannya
akan mempengaruhi cara mereka membangun dan mempertahankan argumen.
Peserta didik dengan tingkat argumentation self-efficacy yang tinggi cenderung
lebih percaya diri untuk menyusun argumen yang logis dan persuasif, serta terbuka
untuk mengeksplorasi berbagai sudut pandang. Sebaliknya, peserta didik dengan
argumentation self-efficacy yang rendah cendrung merasa ragu atau tidak nyaman
dalam mengemukakan argumen, sehingga membatasi potensi mereka untuk
berpartisipasi secara aktif dalam diskusi. Oleh karena itu, memperkuat
argumentation self-efficacy peserta didik dapat meningkatkan keterampilan
argumentasi mereka dan pada gilirannya, membantu mereka dalam menyampaikan
pendapat dengan lebih efektif (Yıldız et al., 2022).
Bandura mengungkapkan bahwa perolehan keterampilan dan kemampuan
yang dibutuhkan tidak cukup bagi seseorang untuk melakukan suatu tugas; ia harus
memiliki keyakinan akan kemampuannya bahwa ia dapat melakukan tugas tersebut
dalam kondisi yang sulit. Untuk berfungsi secara efektif, keterampilan serta
keyakinan akan keberhasilan diperlukan untuk menjalankannya dengan tepat (Bhati
& Sethy, 2022). Untuk mengevaluasi keyakinan akan keberhasilan, semua individu
memperoleh informasi dari empat sumber utama yaitu penguasaan pengalaman
(mastery experience), pengalaman perwakilan (vicarious experoence), persuasi
verbal (verbal persuasion), dan kondisi emosional dan psikologis individu
(psychological states), dari sumber-sumber ini, orang menilai kekuatan dan
kemampuan mereka.
1. Penguasaan pengalaman (mastery experience)
Mastery experience memiliki hubungan dengan kesuksesan di masa
lalu. Pengalaman sukses di masa lalu yang berulang-ulang dapat
memperkuat self-efficacy. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman sukses
LISA UTAMI