Page 19 - ebb
P. 19

2        Hubungan Dan Korespondensi Dengan Wanita-Wanita
                    Modern Eropa




         R.A. Kartini menjalin korespondensi dengan beberapa wanita modern Eropa pada awal
         abad ke-20. Salah satu sahabat pena terkenalnya adalah Stella Zeehandelaar, seorang
         aktivis  sosial  Belanda.  Kartini  dan  Stella  pertama  kali  bertukar  surat  pada  tahun  1900
         setelah diperkenalkan oleh saudara Kartini yang belajar di Belanda. Kartini juga menjalin

         korespondensi dengan wanita-wanita lain di Eropa, seperti Rosa Abendanon dan Agnes
         van den Brandeler. Korespondensinya dengan wanita-wanita ini membuka wawasannya
         terhadap dunia luar, terutama tentang peran perempuan modern di Eropa. Kartini sangat

         terkesan  dengan  kesetaraan  gender  dan  hak-hak  perempuan  yang  telah  dicapai  oleh
         wanita  Eropa,  yang  menjadi  inspirasinya  dalam  perjuangan  emansipasi  perempuan  di
         Indonesia.




                           Tidak ada yang bisa menghentikan perempuan yang
                           berjuang untuk hak-haknya. Kami adalah bagian dari
                                 perubahan yang kita inginkan lihat di dunia.





             3         Pengaruh Korespondensi Terhadap Pandangan
                       Kartini



         Korespondensi  dengan  wanita-wanita  modern  Eropa  berpengaruh  besar  pada
         pandangan dan perjuangan Kartini dalam beberapa cara:
           1. Inspirasi  untuk  Emansipasi:  Kartini  terinspirasi  oleh  pengalaman  dan  perjuangan
             wanita-wanita  Eropa  untuk  meraih  hak-hak  perempuan,  termasuk  hak  untuk

             mendapatkan  pendidikan  yang  setara  dengan  laki-laki  dan  hak  untuk  bekerja.
             Pengaruh  ini  memotivasinya  untuk  memperjuangkan  hak-hak  serupa  bagi
             perempuan Indonesia.

           2. Pemahaman tentang Kesetaraan Gender: Melalui korespondensinya dengan wanita-
             wanita Eropa, Kartini mulai memahami pentingnya kesetaraan gender. Dia menyadari
             bahwa  perempuan  juga  memiliki  potensi  intelektual  dan  kemampuan  yang  dapat
             memberikan kontribusi besar kepada masyarakat.
           3. Kritik terhadap Budaya Patriarki: Korespondensi ini juga memperdalam pemahaman

             Kartini  tentang  bagaimana  budaya  patriarki  dan  tradisi  Jawa  kuno  membatasi
             perempuan.  Dia  mulai  melihat  bahwa  banyak  hal  dalam  budaya  tradisional  yang
             harus diubah untuk memajukan hak-hak perempuan.







                                                                  Buku Siswa PPKN Kelas VII                     14
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24