Page 5 - Latihan Anyflip
P. 5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masalah gizi buruk adalah penyebab utama penyakit dan kematian anak,
meskipun luput dari perhatian. Masalah gizi timbul sebagai akibat dari ketahanan
pangan, masalah kesehatan, kemiskinan, pemerataan dan kesempatan kerja (Lestari
& Darsyah, 2017). Kurangnya kesadaran terhadap hubungan makanan dengan
kesehatan, kesukaan berlebihan terhadap jenis makanan tertentu, pendapatan
keluarga yang terbatas, jarak kelahiran yang rapat serta kemiskinan masih menjadi
masalah bagi banyak orang. Akibat dari kurangnya kesadaran tentang kesehatan
gizi yang tidak baik, maka timbul penyakit gizi yang umumnya terjadi pada anak
balita.
Kebutuhan zat gizi anak sangat kecil jika dibandingkan dengan orang dewasa
berdasarkan % berat badan, kebutuhan akan zat gizi bagi bayi, balita, dan anak –
anak melampaui orang dewasa nyaris dua kali lipat (Nurti et al., 2020). Kebutuhan
akan energi dapat dihitung dengan cara mengukur luas permukaan tubuh atau
menghitung secara langsung konsumsi energi yang hilang atau terpakai (Audihani
et al., 2020). Asupan energi dapat diperkirakan dengan menghitung energi yang
dilepaskan. Jumlah energi yang dilepaskan dapat ditentukan secara sederhana
berdasarkan berat badan anak.
Perjuangan melawan malnutrisi dalam segala bentuknya adalah salah satu
tantangan kesehatan global terbesar. Setiap negara di dunia mengalami satu atau
lebih bentuk beban gizi buruk. Indonesia sedang menghadapi masalah gizi ganda
(Djauhari, 2017). Dampak dari beban ganda gizi buruk tidak hanya dirasakan oleh
masyarakat, ekonomi juga terdampak dari beban gizi ganda.
Zat gizi merupakan faktor utama yang menyebabkan kematian anak dan
balita. Risiko anak meninggal ketika bergizi buruk 13 kali lebih besar dibandingkan
dengan anak dengan keadaan normal. Hal ini disebabkan oleh dua faktor utama,
asupan gizi dan pola asuh yang salah (Almatsier, 2009). Masalah gizi buruk dan
gizi kurang pada anak merupakan masalah yang perlu diatasi.
1