Page 9 - e-book
P. 9
KD
3.16
C. Tugas
Bacalah teks resensi di bawah ini dengan seksama!
Identitas Buku
Judul : Dongeng Dayak Bahau: Sastra
Lisan Warisan Leluhur
Penulis : Roedy Haryo Widjono
AMZ, [etal.]
Penerbit : Kota Tua
Tebal : 165 Halaman
Dimensi : 17x24 cm
Bahasa : Indonesia
Sampul : Full color
Sumber: http://stkpkbinainsan.ac.id/
Buku ini berisi tentang Dongeng Dayak Bahau ditulis oleh Empat penulis
sukarelawan gerakan kebudayaan melalui pendokumentasian tradisi lisan Dayak Bahau
dari Lembaga Perkumpulan Nurani Perempuan dan Nomaden Institute for Cross Cultural
Studies. Mereka adalah Roedy Haryo Widjono AMZ, Ignasius Hanyang, Leonder
Awang Ajaat, dan Martha Doq.
Seperti kita ketahui bahwa Indonesia adalah Negara yang kaya dengan kearifan
tradisi, salah satunya adalah kekayaan sastra lisan sebagai warisan leluhur yang
senantiasa dijaga, dirawat, dan diwariskan secara turun temurun. Sastra lisan sebagai
tuturan verbal dan merupakan bagian dari tradisi lisan (oral tradition) yang sarat makna
ihwal kehidupan atau kesaksian-kesaksian (Vansina, 1985: 28).
Kesusastraan dalam tradisi lisan orang Dayak sejatinya adalah manifestasi dari
kebudayaan leluhur yang menjadi tuntunan perilaku dan tindak bagi masyarakat. Seperti
halnya pada suku-suku lain yang ada di belahan bumi Indonesia, kearifan sastra
tradisional orang Dayak tidak hanya terpaut pada tarian dan eksotis dari pakaian
tradisional yang mereka miliki, tetapi lebih banyak lagi, salah satunya adalah Dongeng.
Dongeng bagi orang Dayak sejatinya berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat
dan bermanfaat bagi pembentukan dan pembinaan kepribadian. Brunvard dkk (2007; 3-
5) berpendapat bahwa dongeng mempunyai kegunaan (function) bagi kehidupan bersama
misalnya sebagai sarana pendidikan, pelipur lara, protes sosial dan proyeksi keinginan
terpendam atau emosional manusia. Dalam dongeng terdapat sesuatu yang ingin di
Modul Bahasa Indonesia/Kelas XI 8