Page 87 - E MODUL EKOSISTEM & PERMASALAHAN LINGKUNGAN
P. 87

EKOSISTEM & PERMASALAHAN LINGKUNGAN  E-MODUL

                     b.  Topografi  pantai  menjadi  terjal  sehingga  mengurangi  tempat  pendaratan  kapal

                        nelayan.
                     c.  Tiang  dermaga  sedikit  demi  sedikit  terkikis  atau  mengalami  korosi  sehingga

                        memperpendek usia dermaga, dan akhirnya tidak layak difungsikan.
                     d.  Rusaknya  tanggul  pantai.  Bagian  dasar  tanggul  terabrasi,  terkikis,  dan  akhirnya

                        tanggul tidak berfungsi lagi karena roboh.

                     e.  Berubahnya  fungsi  pantai,  yang  semula  kawasan  wisata  terpaksa  dialihfungsikan
                        menjadi hutan lindung.

                        Gelombang laut yang mengakibatkan abrasi cukup dahsyat dan menakutkan, yaitu
                  gelombang  pasang  tsunami  yang  akhri-akhir  ini  banyak  terjadi  di  Indonesia  dan

                  gelombang pasang yang dipengaruhi oleh badai. Pantai indaramayu rusak akibat abrasi.

                  Nelayan khawatir musim angin barat bulan Desember meningkatkan proses abrasi. Sejauh
                  ini  abrasi  telah  menggerus  rumah  warga  dan  fasilitas  umum.  Penanaman  bakau  dinilai

                  belum efektif, karena itu perlu dibangun pemecah ombak.


                    3.  Kebakaran Hutan Dan Lahan Basah

                        Lahan basah mempunyai peranan yang penting bagi kehidupan manusia, baik secara

                  langsung maupun tidak langsung. Secara langsung, antara lain sebagai sumber air minum,
                  pangan,  perikanan  dan  sumber  obat-obatan  serta  habitat  beraneka  ragam  makhluk,

                  sedangkan secara tidak langsung seperti mengendalikan banjir, mencegah intrusi air laut,
                  erosi, pencemaran, dan pengendali iklim global. Pengelolaan lahan basah yang keliru akan

                  menyebabkan kehancuran bagi keanekaragaman hayati, kerusakan tata air kawasan, dan
                  terjadinya emisi jutaan ton karbon ke udara. Sebagai contoh, pengelolaan yang keliru pada

                  lahan  gambut  Indonesia,  menyebabkan  kawasan  ini  rawan  terhadap  kekeringan  dan

                  kebakaran.  Kondisi  lahan  rawa  gambut  Indonesia  terus  menerus  mengalami  degradasi,
                  karena semakin maraknya pembalakan liar, kebakaran hutan, dan over drainage.

                        Kebakaran  hutan  dan  lahan  basah  merupakan  kebakaran  permukaan  dimana  api

                  membakar  bahan  bakar  yang  ada  di  atas  permukaan  (misalnya:  serasah,  pepohonan,
                  semak, dll), kemudian api menyebar tidak menentu secara perlahan di bawah permukaan

                  (ground fire), membakar bahan organik melalui pori-pori gambut dan melalui akar semak
                  belukar/pohon  yang  bagian  atasnya  terbakar.  Dalam  perkembangannya,  api  menjalar

                  secara vertikal dan horizontal berbentuk seperti kantong asap dengan pembakaran  yang
                  tidak menyala (smoldering) sehingga hanya asap yang berwarna putih saja yang tampak




                                                                                                        81
   82   83   84   85   86   87   88   89   90   91   92