Page 34 - KLIPINGBPPT26032019 (Pagi)
P. 34

Judul
Menristek Dikti Nilai Lambatnya Pembangunan 12 PLTSa di Indonesia Akibat Banyak Berhitung
Media
Tribun
Terbit
25 Maret 2019
Tone
Netral
Hal/link
http://wartakota.tribunnews.com/2019/03/25/menristek-dikti-nilai- lambatnya-pembangunan-12-pltsa-di-indonesia-akibat-banyak- berhitung?page=all
PR VALUE
Rp.30,000,000
Jurnalis
Azzam
Menristek Dikti Nilai Lambatnya Pembangunan 12 PLTSa di Indonesia Akibat Banyak Berhitung
Senin, 25 Maret 2019 22:22
Menristek Dikti Nilai Lambatnya Pembangunan 12 PLTSa di Indonesia Akibat Banyak Berhitung. Padahal menurut Mohammad Nasir saat ini Indonesia sudah darurat sampah. MENTERI Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi (Menristek Dikti) Mohammad Nasir, menyebut pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa)yang menjadi proyek infrastruktur strategis nasional dinilai lambat dikarenanakan terlalu banyak berhitung.
Nasir menjelaskan, upaya penanganan sampah jangan hanya berpikir bagaimana menciptakan energi dari pengolahan sampah. Tetapi konsep yang harus dibangun adalah bagaimana membersihkan sampah."Jangan terlalu lama, segera terapkan teknlogi pengolahan sampah ini. Jangan menghitung berapa cost (biaya) per KWH (Kilowatt per jam) itu, enggak akan jalan-jalan. Saya rasa kalau kita hitung belum menutup, baru biaya operasional saja," kata Nasir saat peresmian Pilot Project PLTSa Bantargebang, Kota Bekasi, Senin (25/3/2019).
Nasir meminta semua berfikir bagaimana membuat Jakarta bersih, kota atau kabupaten di Indonesia ini bersih. Jika terlalu lama tidak mungkin banyak sekali tumpukan sampah yang terjadi di sejumlah daerah.
"Tadi disebut DKI 2021 darurat sampah, kalau kata saya sekarang juga kita sudah darurat sampah karena terlambat dalam penggunaan teknologi dalam proses pengolahan sampah," ujar Mohammad Nasir.
Untuk itu, guna mempercepat mewujudkan pengembangan PLTSa sudah dituangkan ke dalam Perpres Nomor 35 Tahun 2018 di 12 Kota dan Satu Provinsi di Indonesia


































































































   32   33   34   35   36