Page 33 - KLIPINGBPPT26032019 (Pagi)
P. 33
Hal ini disampaikan saat peresmian opersional PLTSa Merah-Putih Bantar Gebang yang merupakan hasil karya Badan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi (BPPT).
Melalui PLTSa itu, 100 ton sampah di TPST Bantar Gebang dapat diolah menjadi energi listrik dengan menggunakan teknologi termal.
"BPPT yang sudah punya kemampuan, para engineer-nya yang sampai saat ini telah mampu membuat desain pilot project (PLTSa) dengan kapasitas 100 ton per hari," kata Nasir di Bekasi, Senin, (15/3/2019).
Dia menambahkan, Kemampuan kapasitas pengolahan sampah PLTSa yang saat ini sudah beroperasi mungkin tidak sebanding dengan volume produksi sampah yang dihasilkan DKI Jakarta yakni 750 ton per hari.
Untuk itu, Pilot Project ini tentu harus ditingkatkan lagi kapasitas pengolahan sampahnya agar dapat mengurangi sampah di Ibu Kota. Namun kata dia, jika pilot project PLTSa ini digunakan di kota-kota kecil, volume produksi sampahnya sekitar 200 ton per hari tentu akan sangat berpengaruh.
"Jadi saya minta ke BPPT ini tolong agar bisa diajukan kepada Menteri Perindustrian agar bisa disertifikasikan, sekaligus bisa dimasukkan ke E-Catalog, agar nanti wali kota atau bupati yang mau gunakan ini tinggal pesan tidak perlu lelang lagi," jelas dia. Dari pilot project ini, pemerintah sudah dapat melihat secara langsung perencanaan dan juga teknologi yang digunakan sebagai acuan membuat kebijakan.
BPPT untuk membangun PLTSa dengan kapasitas pengolahan 100 ton sampah per hari membutuhkan biaya sekitar Rp 96 miliar.
"Rp 96 miliar, itu termasuk sama biaya riset ya, kalau kita masukkan dalam perhitungan bisa lebih rendah lagi," kata Nasir.
Sementara itu, kepala BPPT Hammam Riza, mengatakan, PLTSa ini merupakan terobosan dibidang teknologi pengolahan sampah.
Setelah beroperasinya PLTSa ini, kedepan akan bisa diadopsi daerah lain untuk mengolah sampahnya menjadi tenaga listrik.
"Kita dengan bangga berinama PLTSa ini PLTSa Merah Putih, karena ini jadi teknologi pengolahan sampah yang diubah menjadi tenaga listrik satu-satunya di Indonesia sebagai Pilot Project," kata Hammam.
Kapasitas PLTSa ini kata Hammam mampu mengolah sampah sebanyak 100 ton per hari. Adapun dari proses produksi pengolahan sampah itu, PLTSa mampu menghasilakn 750 kilowatt per jam.
"Sementara hasil pengolahan sampah yang telah dirubah menjadi listrik ini kita gunakan untuk kebutuhan listrik internal," ungkapnya.