Page 10 - KLIPINGBELMAWA06052019(SORE)
P. 10
psikolog klinis baru diakui pemerintah pada 2008. Ratna Yunita Setiyani di The Conversation menulis layanan kesehatan jiwa di Indonesia masih minim. Ia menyebut, tenaga psikolog klinis di Indonesia hanya berjumlah 451 sehingga tak cukup mengimbangi 250 juta penduduk Indonesia. WHO menetapkan standar jumlah tenaga psikolog dan psikolog klinis dengan jumlah penduduk adalah 1:30.000 orang. “Dengan kata lain, untuk 250 juta penduduk Indonesia, diperlukan 7.500 tenaga profesional layanan psikologi,” tulis Setiyani memakai data Riskesdas 2013. Baca juga: Statistik Bunuh Diri dan Darurat Kesehatan Mental Menurut Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia, jumlah profesi ini telah meningkat. Mereka sudah memverifikasi 1.143 psikolog klinis dari total anggota 1.719 per 5 Mei 2019. Tapi, angka ini belum mampu memenuhi standar WHO. Dari data yang sama, persebaran para psikolog klinis masih terfokus di Pulau Jawa, dengan angka tertinggi di Jakarta (321 orang), Yogyakarta (246), Jawa Timur (228), Jawa Tengah (209), Jawa Barat (152) dan Sumatera Barat (54).
“Enggak bisa ditampik, memang (layanan) psikolog-psikolog di Indonesia masih terfokus di kota-kota besar,” kata Iva, yang menurutnya bisa disebabkan banyak faktor, terutama akses pendidikan yang lebih memadai di kota besar. Iva juga berkata lapangan pekerjaan lulusan psikologi sudah cukup luas. “Bisa menjadi asisten psikolog (yang buka praktik), HRD (personalia), peneliti, bahkan guru di sekolah- sekolah,” katanya. “Orang-orang kebanyakan memang tahunya masuk psikologi itu cuma bisa jadi psikolog yang buka praktik, padahal masih banyak bidang lain,” tambah dia. “Tapi, wajar, karena yang diatur cuma psikolog klinis. Kalau (profesi) lain, regulasinya belum cukup mewadahi.”
Baca juga: Cuti Kerja demi Kesehatan Jiwa Arung Samudra Adam adalah salah satu sarjana psikologi UI yang kini bekerja sebagai assessor. Jasanya biasa dipakai perusahaan-perusahaan demi pengembangan sumber daya manusia. “Misalnya bikin tes buat karyawan yang mau naik jabatan atau menilai first recruit,” katanya. Adam menilai celah dalam pendidikan psikologi di Indonesia adalah tiada jaminan jika seorang sarjana psikologi melanjutkan magister psikolog klinis akan berdampak pada kuantitas yang tersedia.
“Kalau di luar, setahuku, ada kampus yang bikin S-1 dan S-2 Psikolog Klinis satu paket. Jadi, setelah lulus S-1, dia udah langsung lanjut S-2 dan jadi Psikolog Klinis,” terang Adam. Cara itu bisa mengantisipasi jumlah tenaga psikolog klinis di Indonesia yang masih minim dan belum tersebar merata. Baca juga artikel terkait PSIKOLOGI atau tulisan menarik lainnya Aulia Adam (tirto.id - Indepth) Reporter: Aulia Adam Penulis: Aulia Adam