Page 34 - KLIPING BELMAWA16032019 (PAGI)
P. 34

Judul
Skill Tak Sesuai, Suplai Tenaga Kerja Tak Terserap
Media
Bisnis
Terbit
15 Maret 2019
Tone
Netral
Hal/link
https://ekonomi.bisnis.com/read/20190316/12/900380/skill- tak-sesuai-suplai-tenaga-kerja-tak-terserap
PR VALUE
Rp.30,000,000
Jurnalis
Lalu
Skill Tak Sesuai, Suplai Tenaga Kerja Tak Terserap
Lambannya laju penurunan tingkat pengangguran di Indonesia dinilai disebabkan tidak sesuainya keterampilan tenaga kerja yang ada dengan kebutuhan dunia industri.
Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah dianggap masih belum memperhatikan kebutuhan dunia industri terhadap tenaga kerja yang sesuai kondisi saat ini. Hal itu dianggap menjadi sebab lambannya laju penurunan angka pengangguran beberapa tahun terakhir.
Pendapat itu dikemukakan lembaga Institute for Development of Economics and Finance (INDEF). Berdasarkan data yang dihimpun INDEF, laju penurunan jumlah penganggur di Indonesia berjalan lamban sejak 2012.
Pada 2018, angka pengangguran di Indonesia tercatat sebesar 7.000.691 orang atau 5,34% dari jumlah angkatan kerja. Jumlah itu menurun tipis dibanding tingkat pengangguran terbuka pada 2017 sebesar 7.040.323 orang atau 5,5% dari total angkatan kerja.
Jumlah pengangguran pada 2017 juga hanya menurun sedikit dibandingkan angka 2016 yang sebanyak 7.031.775 orang, atau 5,61% dari total angkatan. Hal yang sama berturut-turut bisa ditemukan jika menelusuri tingkat pengangguran selama 6 tahun terakhir.
Lambannya laju penurunan jumlah pengangguran diikuti dengan selalu bertambahnya jumlah angkatan kerja berlatar belakang pendidikan SMK dan Perguruan Tinggi (PT) yang menganggur. Kenaikan penganggur lulusan SMK dan PT terus naik sepanjang 2012-2018.
Berdasarkan catatan INDEF, jumlah penganggur lulusan SMK naik dari kisaran 1 juta orang pada 2012 menjadi sekitar 1,7 juta orang pada 2018. Sementara itu, penganggur lulusan PT meningkat dari sekitar 400.000 orang menjadi 700.000 orang. Kenaikan itu merupakan anomali jika dibandingkan dengan tingkat angkatan kerja menganggur berdasarkan latar belakang pendidikan lain. Jumlah penganggur lulusan SD, SMP, dan SMA cenderung turun pada periode yang sama.
“Inilah problem utamanya, yang terampil dan terdidik naik [tingkat penganggurannya]. Ini mungkin banyak masalahnya,” ujar peneliti INDEF Eko Listiyanto, Kamis


































































































   32   33   34   35   36