Page 12 - KLIPINGBELMAWA31072019SORE
P. 12
Judul
Pendataan Akun Medsos Dituding Berlebihan
Media
Fajar
Terbit
31 Juli 2019
Tone
Negatif
Hal/link
17
PR VALUE
Rp.120,000,000
Jurnalis
Aas
RABU 31JULI 2019
PendataanAkunMedsos DitudingBerlebihan
nya, Kemenristekdikti tak se- harusnya membatasi seseo- rang dalam menentukan pa- ham atau ideologinya.
"Dikampusituyamemang ruang tumbuh berkembang- nya ideologi. Dan jika diba-
tasi, saya pikir itu melanggar aturan dan konstitusi negara sendiri,"ungkap,mantanKe- tum BEM FIS ini.
Sebelumnya, Menristek- diktiMohamadNasirmenga- takan, rencana tersebut me-
rupakan upaya lain pemerik- saan, selain memberikan pe- mahamanterusmeneruster- kait Pancasila dan bela nega- ra.Adapundalampraktiknya, kampus hanya akan sebatas melakukan pendataan saja.
17
"Saya ingin pendataan do- sen, pegawai, juga mahasis- wa, siapa yang terpapar radi- kalisme. Jangan sampai ter- jadi radikalisme yang marak terjadi sekarang," kata Nasir, Jumat, 26 Juli. (*)
REPORTER AAS-ISMAN-SULKIFLY EDITOR NURLINA ARSYAD
MAKASSAR, FAJAR — Rencana Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) mendata akun media sosial (medsos) warga kampus, termasuk mahasiswa mendapat respons beragam.
agama, dan budaya melalui medsos. Wacana seperti itu, lanjutnya, bisa saja ditafsir- kan sebagai upaya penye- baran radikalisme bila dice- maskan secara berlebihan.
Ketua Ikatan Mahasis- wa Ilmu Komunikasi Indo- nesia (IMIKI) PPT UINAM, Nurkhalis menilai, rencana pendataanakunmedsosini sebenarnya tepat dilaku- kan. Hanya saja, ada juga segelintir orang yang pasti merasadirugikandandiba- tasi hak dan kebebasannya dalam bermedsos.
"Yang dikhawatirkan juga, jangan sampai ini sa- lah satu pola politik yang akan menguntungkan pi- hak tertentu," ungkap ma- hasiswa angkatan 2016 itu.
Menurutnya,untukmen- cegah penyebaran radikalis- me, pemerintah harus- nya lebih gencar mem- buat kebijakan yang da- pat menanamkan rasa nasionalisme sejak dini di bangku pendidikan. Apalagi, kata dia, mo- ral masyarakat saat ini cenderungmenurun.Itu juga harus mendapat-
kan perhatian khusus. Hal sama diungkap mahasiswa FIS UNM, Bahrul. Menurutnya, jika itu dilakukan, maka sudahmenyentuhkera- nah pribadi. Menurut-
BAGI mahasiswa, rencana tersebut dianggap berlebih- an.Bahkan, hal yang tidak tepat, karena kondisi kam- pus saat ini masih tergolong kondusif. Rencana tersebut digulirkanKemenristekdikti untukmencegahpenyebar- an radikalisme.
Salah seorang mahasis- wa Unifa, Erwin Atmajaya
ganmelakukankegiatanlite- rasiberbaukritislewatmed- sos, atau mengkritisi kebi- jakan,karenatakutdianggap terpapar paham radikalis- me," tegas mahasiswa Ilmu Komunikasi itu. Dia men- contohkan, wacana sepu- tar ilmu pengetahuan yang mungkinharusdikajisecara mendalam,sepertiideologi,
menuturkan, im
e
tinjau ulang. Seb
u
kan tindakan ra
-
m
e
-
b
b
a
a
l
a
a
a
b
b
k
k
u
u
,
i
,
i
u
u
a
a
t
t
n
K
n
K
menristekdikti, m
-
m
-
e
e
s
s
t
t
i
d
i
d
i
i
e
b
-
bisa mematika
n
g
u
gasan dan wa
c
a
n
a-
wacana mahasis
a
-
a
n
g
a
-
a
c
a
n
a
-
a
s
a
s
i
w
w
a
d
kampus karena
s
i
a
d
e
el
l
a
-
lu dianggap me
-
l
a
a
-
d
d
i
i
k
k
a
lisme. Utamanya
lalui medsos.
m
-
a
m
-
a
e
e
-
"Kurang waja
-
a
r
r
,
k
,
k
a
a
rena mahasiswa
a
-
merasa terpanta
n
tiap aktivitasny
a
d
i
a
a
n
k
k
a
a
a
-
u
s
us
e
e
y
a
d
-
medsos.Dampak
i
n
kn
,
y
y
a
a
mahasiswaakan
e
,
n
e
-
n
g
ng -
Cegah Radikalisme dengan Edukasi
PEJABAT perguruan tinggi memberi respons beragam terhadap permintaan Ke- menristekdikti. Pembantu DirketurIIIBidangKemaha- siswaan PNUP, Lidemar Ha- lide memandang wacana ini terlaluberlebihan.Menurut- nya, radikalisme memang akut di kalangan kampus, te- tapi metode pendataannya dianggap terlalu mendalam sehingga bisa mengganggu Hak Asasi Manusia (HAM).
"Kalau hanya memoni- toring, wajar saja. Namun, jikaberpatokanpadamedia sosial itu tidak tepat. Sebab, sifatlatahmahasiswasering muncul. Misalnya, ketika terjadi masalah di negara
Palestina, dengan mudah- nya mahasiswa mempos- ting rasa berbela sungka- wanya.Apakahitusudahdi- anggap radikalisme?" kata- nya, Selasa, 30 Juli.
Menurut Lidemar, ra- dikalisme harus diatasi de- ngan edukasi yang lebih baik. Dimulai dengan pe- mahaman tentang toleran- si dan hidup bersama di te- ngah keberagaman kepada para dosen, kemudian dia- jarkan kepada mahasiswa.
"Gunakan metode yang dialogis,bukandogmatis.Ka- laupun memang ada maha- siswa yang terpapar radika- lisme, sebaiknya dilakukan pembinaan," sambungnya.
Deputi Rektor III Bidang Kemahasiswaan Unifa, Mujahid mengungkapkan, mendata akun media sosi- al mahasiswa, dosen, mau- pun pegawai tidaklah mu- dah. Butuh regulasi dan pe- rangkat khusus. Apalagi, se- tiap orang biasanya punya lebih dari satu akun med- sos dengan jenis yang sama.
"Saya juga belum meli- hat penting atau tidaknya soal pendataan itu. Teta- pi memang penyebaran informasi melalui media sosial sangat cepat. Hanya saja, saya belum melihat ada gejala-gejala seper- ti itu (radikalisme)," ung- kapnya.(sul-ism-aas/lin)