Page 11 - KLIPINGBELMAWA28102019SORE
P. 11
Selain itu, Prodi Rekayasa Tekstil UII dirancang fleksibel mengikuti masa tempuh studi 4-7 tahun. Artinya, memungkinkan mahasiswa ambil cuti kuliah untuk bekerja pada akhir tahun kedua maupun ketiga.
"Kemudian, melanjutkan lagi hingga masa studi maksimal tujuh tahun sesuai SK Menristekdikti Nomor 44 Tahun 2015," kata Suharno.
Untuk mendukung model kurikulum ini, Suharno mengungkapkan, mereka akan menggandeng pihak-pihak terkait. Seperti Asosiasi Produsen Serat Sintetik Indonesia (APSSI) dan Asosiasi Pertekstilan Indonneia (API).
Ia berpendapat, formal kurikulum itu diyakini membuat mahasiswa dapat berkiprah ke berbagai arena kehidupan. Serta, memberikan kontribusi terbaik bagi kemajuan diri sendiri dan bangsa Indonesia.
"Terpuruknya industri tekstil kita akhir-akhir ini di samping lemah daya saing dan produk impor yang tidak terkendali, kita akui karena operasional industri tekstil sering mencemari lingkungan," ujar Suharno.
Untuk itu, sejalan karakter era 4.0, Prodi Rekayasa Tekstil akan mengedepankan teknologi ramah lingkungan. Serta, inovasi-inovasi yang tidak cuma menghasilkan efisiensi tapi produk- produk tekstil cerdas.
Caranya, lanjut Suharno, mengemas kurikulum dengan filosofi green process dan zero waste process. Lalu, dalam pengajaran dilengkapi lab berteknologi nano dan plasma yang akan meningkatkan nilai tambah SDA.
"Tanpa meninggalkan produk-produk tradisional seperti batik dan kerajinan," kata Ketua Ikatan Ahli Tekstil Seluruh Indonesia (Ikatsi) tersebut.
Prodi Rekayasa Tekstil UII menjadi satu-satunya prodi serupa jenjang S1 di Indonesia. Dimasukannya industri tekstil dalam lima industri unggulan menjadi angin segar tersendiri kepada Prodi Rekayasa Tekstil UII.