Page 8 - KLIPINGBPPT03042019(PAGI)
P. 8
satu tahun, sejak groundbreaking pada 21 Maret 2018 sampai peresmian pada 25 Maret 2019. PLTSa Bantargebang itu diresmikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir.
PLTSa terdiri dari empat peralatan utama yaitu "bunker" sebagai penampung sampah yang dilengkapi platform, "grab crane" dan ruang bakar sistem reciprocating grate yang dirancang untuk dapat membakar sampah dengan suhu di atas 850 derajat Celcius sehingga pembentukan dioxin dan furan dapat diminimalisir.
Panas yang terbawa pada gas buang hasil pembakaran sampah, digunakan untuk mengkonversi air dalam "boiler" (ketel) menjadi uap untuk memutar turbin yang akan menghasilkan tenaga listrik.
Unit PLTSa juga dilengkapi dengan unit Pengendali Pencemaran Udara untuk membersihkan bahan berbahaya yang terbawa dalam gas buang, sehingga gas buang yang keluar memenuhi baku mutu yang ditetapkan.
Proyek percontohan PLTSa ini juga dilengkapi dengan unit "pre-treatment", untuk memilah sampah tertentu yang tidak diijinkan masuk PLTSa, seperti logam, kaca, batu, limbah bahan berbahaya dan beracun serta sampah-sampah yang berukuran besar.
"Ini dapat dijadikan tempat untuk melaksanakan penelitian pengembangan dan juga seluruh aspek riset, inovasi dan teknologi dengan mengedepankan tingkat komponen dalam negeri," tuturnya.
PLTSa Bantargebang termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN), sesuai Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 58 Tahun 2017 tentang Proyek Infrastruktur Strategis Nasional.
BPPT bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam membangun proyek percontohan PLTSa Merah-Putih di lokasi Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang ini, melalui nota kesepahaman yang telah ditandatangani oleh Kepala BPPT dan Gubernur DKI Jakarta pada 20 Desember 2017.
Pengurangan dan penanganan sampah
Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah Limbah dan Bahan Berbahaya Beracun (PSLB3) KLHK Rosa Vivien Ratnawati menuturkan penanganan dan pengurangan sampah harus berjalan beriringan untuk mengatasi masalah timbulan-timbulan sampah yang ada.