Page 5 - KLIPING BELMAWA (18 Juli 2019 - Sore)
P. 5
Judul
Menristekdikti: Tingkatkan Kualitas Vokasi dengan Sertifikasi Kompetensi
Media
Beritasatu.com - online
Terbit
18 Juli 2019
Tone
Netral
Hal/link
https://www.beritasatu.com/nasional/564986/menristekdikti- tingkatkan-kualitas-vokasi-dengan-sertifikasi-kompetensi
PR VALUE
Rp 30.000.000
Jurnalis
Maria Fatima Bona / JAS
Jakarta, Beritasatu.com - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan, dalam rangka meningkatkan kepercayaan industri dan masyarakat terhadap lulusan perguruan tinggi vokasi yang ada di politeknik dan universitas di Indonesia, maka pemerintah terus memperbaiki pendidikan tinggi vokasi. Salah satunya ialah agar mahasiswa dan para dosen memegang sertifikat kompetensi.
Nasir menyebutkan, para dosen vokasi itu untuk menunjukkan kompetensinya maka tidak hanya cukup memegang ijazah untuk mengajar saja. Namun dosen vokasi juga harus memegang sertifikat kompetensi yang sesuai dengan bidangnya
"Mahasiswanya kita dorong harus punya sertifikat kompetensi, tetapi ternyata dosennya tidak punya sertifikat kompetensi, maka perlu dilakukan yang namanya retooling. Saya sudah lakukan secara besar-besaran pada 2018 ini, meng-upgrade para dosen yang belum mendapatkan sertifikat kompetensi pada bidangnya, untuk mendapatkan sertifikat kompetensi, apakah di tingkat nasional maupun internasional," ujar Nasir saat membuka Seminar Revitalisasi Pendidikan Tinggi Vokasi di Indonesia dengan topik "Implementasi Pendidikan Sistem Ganda (Dual System)" di Universitas Prasetiya Mulya, Jakarta, Rabu (17/7/2019).
Menurut Nasir, dalam upaya memberikan sertifikasi kompetensi kepada para dosen, mereka harus mengikuti retooling atau pengenalan teknologi terbaru. Dalam hal ini, para dosen dikirim ke luar negeri seperti Swiss, Kanada, dan Jerman untuk belajar dan meraih sertifikat kompetensi bertaraf internasional.
Akan tetapi, Nasir menuturkan, kebijakan tersebut tidak berjalan mulus karena terkendala kesiapan dosen. Dalam hal ini, dosen yang dapat dikirim ke luar negeri hanya yang memiliki kemampuan bahasa Inggris terbaik. Tetapi, kenyataan masih banyak dosen yang belum memenuhi persyaratan tersebut, sehingga jumlah yang mendaftar sangat minim, jauh dari target pemerintah.
"Kalau yang internasional, bujet akan kita keluarkan, bahkan tahun lalu saya menganggarkan sampai 2.000 orang, ternyata yang daftar hanya 300-400. Ternyata tidak mudah mencari orang. Dosen kita banyak, tapi ternyata tidak mudah mencari yang siap mengikuti program ini,"ujar Nasir.
Oleh karena itu, kata Nasir, untuk meraih sertifikat kompetensi, selain program mengirim