Page 7 - KLIPING BELMAWA (18 Juli 2019 - Sore)
P. 7
production, and dual degree program development. ''Para mitra tersebut tengah melakukan kajian dan penilaian di program studi Teknologi Pengolahan Sawit, Fakultas Vokasi ITSB dan seluruh program studi yang dinaungi Poltek Simas Berau Coal,'' ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Rosan Perkasa Roeslani mengungkapkan di Indonesia, mayoritas tenaga kerjanya masih membutuhkan pelatihan, pendidikan vokasi, dan sertifikasi profesi.
"Kalau kita lihat struktur dari sumber daya manusia kita dari para tenaga kerja kita, ternyata cukup mengkhawatirkan. Total tenaga kerja kita dari data Kementerian Tenaga Kerja, ada 130 juta orang, dan 40 persen latar belakang pendidikannya sekolah dasar, 18 persen lulusan sekolah menengah pertama atau SMP. Hanya 12 sampai 13 persen yang mempunyai latar belakang diploma atau universitas. Kalau dilihat struktur tenaga kerja kita seperti ini, bagaimana kita punya tenaga kerja yang produktif, yang beradaptasi secara cepat dan bisa mendorong kemampuan berkompetisi kita?" ungkap Rosan.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Swiss merangkap Liechtenstein, Muliaman Darmansyah Hadad yang menjadi inisiator sekaligus pihak yang mengajak perwakilan dari Swiss untuk mengisi diskusi pada acara ini, mengatakan masalah pendidikan vokasi yang kurang diminati industri dan masyarakat, tidak hanya dihadapi di Indonesia, tetapi juga negara lainnya.
"Bukan cuma di negara kita, setelah saya cek perkembangan di beberapa negara, pendidikan vokasi ini hanya menjadi second option. Mindset ini harus kita ubah. Saya kira industri juga kadang-kadang enggan untuk mempekerjakan lulusan-lulusannya (pendidikan vokasi), tidak tahu saya, tapi dugaan saya ini terkait link and match issues. Apa yang dipelajari dan apa yang dibutuhkan kadang-kadang tidak pas," ujar Muliaman.
Rektor Universitas Prasetiya Mulya Djisman S Simanjuntak yang menjadi tuan rumah dalam acara ini berharap diskusi kali ini akan menghasilkan banyak kerja sama dan kebijakan baru terkait pendidikan tinggi vokasi antara Indonesia dengan Swiss.
"Kita perlu meningkatkan banyak kegiatan yang bekerja sebagai penyaring, untuk pendidikan dual system, pendidikan yang berjalan di kelas, sekaligus di tempat kerja dan dengan banyaknya peserta acara hari ini, saya berharap ada peningkatan kegiatan tersebut, tapi juga mendiskusikan bagaimana mengarahkan kegiatan tersebut untuk mendukung sistem pendidikan vokasi di level nasional," ungkap Djisman.
Sumber: BeritaSatu.com