Page 3 - KLIPINGBPPT09032019 (Pagi)
P. 3
Judul
Hujan Buatan BPPT 'Jinakkan' Titik Kebakaran Hutan di Riau
Media
Viva
Terbit
8 April 2019
Tone
Positif
Hal/link
https://www.viva.co.id/digital/teknopedia/1137738-hujan-buatan-bppt- jinakkan-titik-kebakaran-hutan-di-riau
PR VALUE
Rp.30,000,000
Jurnalis
DHI
VIVA – Operasi penanggulangan kebakaran hutan di Provinsi Riau melalui teknologi modifikasi cuaca hingga kini masih berlanjut.
Pada 31 Maret, jumlah hotspot hasil monitoring MODIS (Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer) dan SPNN (Suomi National Pollar-Orbiting Partnership Satellite) sudah berkurang hingga dua titik api.
MODIS adalah instrumen ilmiah yang diluncurkan ke orbit Bumi pada tahun 1999, fungsinya untuk mengambil gambar permukaan Bumi setiap satu hingga dua hari.
“Jumlah hotspot sudah berkurang secara signifikan, dan curah hujan terjadi secara merata di seluruh wilayah Provinsi Riau,” ujar Tri Handoko Seto, Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BB TMC- BPPT) di Jakarta, dalam keterangan tertulis.
Diketahui Provinsi Riau merupakan wilayah yang secara historis rawan terhadap kebakaran hutan dan lahan. Sebaran titik api terpantau di sepanjang pesisir timur seperti Kab. Rokan Hilir, Bengkalis, Siak, Pelalawan, Indragiri Hilir, Kep. Meranti dan Kota Dumai.
Di Riau, Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) sudah dilaksanakan sejak 26 Februari 2019. Kegiatan TMC ini bertujuan untuk menanggulangi bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Provinsi Riau.
Menurut Tri Handoko Seto, target TMC mengacu pada beberapa parameter seperti curah hujan, jumlah titik api, hingga tingkat kebasahan lahan.
“Kegiatan TMC akan selesai jika kondisi beberapa parameter terkait karhutla sudah dinilai dalam kondisi aman. Pada beberapa kegiatan sebelumnya, TMC biasanya berakhir pada waktu menjelang puncak musim hujan di wilayah target,” paparnya. Metode TMC dilakukan dengan penyemaian awan, yaitu bahan semai disebar ke dalam awan agar mempercepat proses fisis awan sehingga dapat memaksimalkan potensi awan menjadi hujan.