Page 4 - KLIPINGBPPT09032019 (Pagi)
P. 4

“Hujan yang turun ke permukaan akan membasahi lahan di wilayah Provinsi Riau sehingga mampu membantu pemadaman titik api. Kondisi lahan yang terjaga tingkat kebasahannya juga akan menekan potensi kemunculan titik api baru maupun penyebarannya,” ujarnya.
Sementara untuk mitigasi bencana asap akibat karhutla, kata Sutrisno, dengan melakukan pembasahan lahan sehingga dapat menekan jumlah titik api. Pembasahan lahan melalui hujan juga dapat mereduksi potensi penyebaran kebakaran yang telah terjadi, terutama pada lahan gambut.
“Dengan mengacu pada kasus kebakaran hutan dan lahan, maka wilayah-wilayah dengan tingkat kerawanan kebakaran hutan dan lahan yang tinggi yang menjadi fokus operasi TMC selama ini,” ujarnya.
Lebih dari satu bulan (26-31 Maret 2019), BBTMC-BPPT telah dilakukan penerbangan penyemaian awan di wilayah Provinsi Riau sebanyak 42 misi penyemaian dengan pemakaian bahan semai sebanyak 33.200 kg.
“Penerbangan penyemaian awan akan dilakukan dengan prioritas pembasahan lahan di wilayah yang terdeteksi konsentrasi titik api. Selain itu, pertimbangan keberadaan awan potensial juga menjadi syarat penyemaian awan,” ujarnya.
Bahan yang diperlukan untuk melakukan penyemaian awan yaitu berupa garam higroskopis. Partikel garam tersebut dibawa ke udara dengan menggunakan pesawat, kemudian disebar ke dalam awan potensial untuk mempercepat prosesnya menjadi hujan.
Sutrisno menjelaskan bahwa kendala terbesar penyemaian awan adalah masalah pesawat. Dua pesawat milik BBTMC saat ini masih dalam tahap perbaikan sehingga harus meminta dukungan pesawat dari TNI AU. (dhi)


































































































   2   3   4   5   6