Page 6 - KLIPINGBPPT09032019 (Pagi)
P. 6
impor produk serupa, di mana selama ini produk tersebut 100 persen impor.
"Dengan adanya produksi 'rubber airbag' dalam negeri ini bisa menghentikan impor dari yang semula itu 100 persen," katanya.
Sementara Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza mengatakan pihaknya bekerja sama dengan PT Samudera Luas Paramacitra (SLP) melakukan rekayasa teknologi material dengan menghadirkan inovasi produk 'rubber airbag' atau peluncur kapal untuk membendung impor dari negara lain.
"Hadirnya inovasi 'rubber airbag' hasil pengembangan BPPT dan industri lokal ini jelas menjadi pengganti produk impor, serta meninggikan nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)," katanya.
Hammam mengatakan selama ini Indonesia masih mengimpor produk 'rubber airbag', karena memang belum ada industri yang membuatnya. Dan melalui PT SLP yang bekerja sama dengan BPPT ini diharapkan bisa menekan impor produk serupa.
Menurutnya berdasarkan data Kementerian Perhubungan (Maret 2013) Indonesia memiliki kurang lebih 12.047 kapal, yang pada saatnya harus direparasi pada 240 galangan kapal yang tersebar di seluruh Nusantara.
Melihat potensi yang ada tentunya sangat dibutuhkan produk "rubber airbag", untuk membantu proses reparasi dan pembuatan kapal baru.
Pewarta: Khaerul Izan