Page 2 - KLIPINGBPPT14052019(pagi)
P. 2
Judul
BPPT Dorong Transformsi Digital Pemilu
Media
Suara Pembaruan
Terbit
14 Mei 2019
Tone
Positif
Hal/link
18
PR VALUE
Rp.300,000,000
Jurnalis
Ari Rikin
18 Suara Pembaruan Senin, 13 Mei 2019 BPPT Dorong Transformasi Digital Pemilu
[JAKARTA] Transformasi digital sudah waktunya diterapkan dalam pemilu di Indonesia di masa mendatang. Teknologi untuk mendukung pemilu elektronik berupa pemungutan suara elektro- nik (e-voting), verifikasi data pemilih (e-veri kasi), dan rekapitulasi elektronik (e-rekapitulasi) sudah mampu dibuat dan bahkan sudah diuji coba oleh perekayasa Indonesia.
Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Hammam Riza mengatakan, pemilu adalah amanat undang-undang, oleh karena itu e-voting, atau e-rekapitulasi dan e-veri kasi dalam pemilu yang akan datang harus tertuang dulu dalam UU Pemilu.
Landasan Pemilu 2019 adalah Undang-Undang (UU) No 7 Tahun 2017. Dalam rancangan undang-undang tersebut sebenarnya sudah termaktub pemungutan suara elektronik, penghitungan elektronik serta rekapitulasi elektronik.
“Namun setelah disahkan, pasal-pasal terkait e-voting (pemungutan, penghitungan, dan rekapitulasi elektronik) hilang,” katanya di Jakarta, Minggu (12/5).
Menurutnya untuk e-veri- kasi, teknologi ini diusulkan karena adanya sanksi tegas terhadap penyalahgunaan hak pilih yang termaktub dalam Undang-Undang Pemilu. Namun penerapan di lapangan belum diimplementasikan, bahkan belum ada penegakan hukum bagi pemilih yang menyalahgunakan hak pilih.
“Kalaupun pemilih wajib diverifikasi hanya sebatas pemilih datang ke tempat pemungutan suara (TPS) dengan menunjukkan KTP elektronik. Namun kenyata- annya, veri kasi pemilih di TPS masih sangat longgar,” ucapnya.
Dengan e-veri kasi pemi- lih, penyalahgunaan hak pilih oleh pemilih maupun oleh panitia dapat diketahui dan dicegah, serta menghasilkan bukti hukumnya.
Hingga saat ini kata Hammam, di tingkat pemi- lihan kepala desa dimana penyelenggaranya adalah pemerintah kabupaten, de- ngan landasan hukum berupa peraturan daerah, teknologi e-voting dan e-veri kasi sudah digunakan di 981 pilkades di 18 kabupaten dan 11 provinsi.
Manfaatnya sangat dirasa- kan yakni pilkades yang cepat dan akurat, serta menghasilkan data penduduk yang akurat melalui proses e-veri kasi, dan masyarakat paham tentang pentingnya tertib administrasi kependudukan.
Menurut Hammam, tekno- logi untuk pemilu elektronik sesungguhnya sudah siap, ter- masuk kesiapan industri dalam negeri sebagai pendukung penyelenggara pemilu. Namun kesiapan pemilu mengguna- kan teknologi membutuhkan kepemimpinan yang sangat kuat dari penyelenggara pemi- lu, termasuk sisi legalitasnya, serta konsep pembiayaan yang tentunya sangat berbeda dengan pembiayaan pemilu manual yang menggunakan logistik sekali pakai.
Sementara pada pemilu
ANTARA Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Hammam Riza mengatakan, pemilu adalah amanat undang-undang, oleh karena itu "e-voting", atau e-rekapitulasi dan e-verifikasi dalam pe-
selama proses pemungutan suara berlangsung. Internet hanya dibutuhkan pada saat pengiriman hasil saja, yang sudah tentu diamankan sesuai standar keamanan informasi elektronik.
Transparan
Senada dengan itu Direk- tur Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi BPPT, Michael A Purwoadi meng- ungkapkan, secara teknologi pemilu elektronik sudah siap dan sudah diujicobakan dalam pemilihan kepala desa di Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
“Dengan e-pemilu, jelas lebih cepat dalam perhitungan dan rekapitulasi hasil pemilu. Selain itu dapat diminimalkan kekurangan-kekurangan yang mungkin terjadi seperti pemilih ganda, pemilih yang tidak berhak, kesalahan me- masukkan data rekapitulasi dan lainnya,” kata Michael.
Selain itu juga dapat dikurangi pekerjaan ad- ministrasi KPPS seperti menyalin formulir C1 seba- nyak jumlah partai peserta pemilu di TPS dikalikan tipe pemilu (pasangan presiden, DPD, DPR-RI, DPRD-I dan DPRD-II).
“Teknologi e-voting menjamin berlangsungnya pemungutan suara dan perhitungan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi demi pemilu yang transparan, jujur dan akuntabel serta dapat diaudit di tiap tahapannya. Layak dijadikan metode yang tepat untuk melaksanakan pemilu,” tandasnya. [R-15]
milu yang akan datang harus tertuang dulu dalam UU Pemilu.
elektronik, perangkatnya dapat digunakan berkali-kali. Jadi, kesiapan lain yang perlu adalah kesiapan legalitas, penyelenggara, pembiayaan, masyarakat, dan kesiapan mental masyarakat pendukung pemilu yang patriotisme dan demokratis (siap kalah dan menang).
Untuk kesiapan masya- rakat pemilih, berdasarkan penyelenggaraan pilkades di 18 kabupaten 11 provinsi, terbukti bahwa dari sisi ma- syarakat pemilih telah siap, karena e-voting memudahkan pemilih.
Hammam menjelaskan, e-voting, e-rekapitulasi, dan e-veri kasi akan memudah- kan pemilih karena mereka hanya perlu melakukan dua
kali sentuh dalam bilik, tidak perlu menulis daftar hadir dan tanda tangan.
Selain itu, metode ini juga akurat dalam pemungutan dan perhitungan. Tidak ada surat suara tidak sah, tidak ada surat suara rusak, dan tidak ada surat suara sisa. Prosesnya juga cepat yakni pengiriman langsung, dan tidak berjenjang, namun penayangan hasil berjenjang.
Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dapat langsung memveri kasi hasil di TPS-nya pada hasil yang sudah ditayangkan di pusat data. Jejak audit meng- hasilkan struk pilihan yang dimasukkan dalam kotak dan log file yang menjadi bukti hukum manual dan bukti
hukum elektronik.
Selain itu juga, KPPS
akan memotret formulir C1, mengunggah dan membubuhi tanda tangan digital mereka sebagai bukti hukum sah di mahkamah konstitusi jika ada sengketa.
Kemudian, pemilu elek- tronik juga memudahkan administrasi di TPS karena tidak perlu menandatangani surat suara, tidak perlu me- nyalin formulir C1 karena dapat dicetak sejumlah yang dibutuhkan, dan tidak perlu memanggil satu persatu. Sebab, setelah proses e-ve- ri kasi, pemilih langsung ke bilik suara.
Dari sisi keamanan, tentu aman karena perangkat tidak
LIPI Kirim 8 Pelajar ke Kompetisi Ilmiah di AS
[JAKARTA] Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengirimkan delapan pelajar Indo- nesia tingkat SMA dan Madrasah Tsanawiyah ke Intel International Science and Engineering Fair (ISEF) 2019. Kompetisi ilmiah itu akan diadakan pada 12-18 Mei mendatang di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat.
Para pelajar ini merupakan pemenang Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) LIPI tahun 2018. Keikutsertaan mereka di AS ini bertujuan sebagai wakil Indonesia.
Kepala LIPI, Laksana Tri Handoko mengatakan, Intel ISEF akan diikuti oleh ribuan pelajar dari lebih 75 negara di seluruh dunia. Para pelajar akan berkompetisi mempresentasikan proyek penelitian yang terbagi ke dalam 22 kategori.
“Kami ingin agar para pelajar
ISTIMEWA
Indonesia mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk membangun koneksi global dengan peneliti-pe- neliti remaja dari negara lain,”
katanya saat melepas keberang- katan tim pelajar Indonesia, akhir pekan lalu.
Dalam keterangan tertulisnya, Handoko berpandangan pengalaman berkompetisi di ajang kompetisi sains internasional seperti Intel ISEF akan membuka wawasan dan perspektif para pelajar untuk mendapatkan inspirasi baru dalam bidang penelitian.
Delapan siswa yang mewakili Indonesia itu berasal dari provinsi dan sekolah yang berbeda-beda. Pertama, William dari SMA Santa Laurensia dengan proyek peneli- tian terkait modi kasi teknologi sayap pesawat untuk e siensi dan keselamatan penerbangan. Kedua, Michaela Samanta dari SMAK Penabur Gading Serpong yang meneliti teknologi genetika untuk menghasilkan beras berprotein
hewani untuk akses pangan bagi keluarga miskin. Ketiga dan keem- pat, Angeline Freshbi Chesa Halim dan Anglila Siddha Paramarthastri dari SMA Negeri 8 Yogyakarta yang mengembangkan terapi autisme daring berbasis kanal YouTube.
Kelima dan keenam, I Made Wiratathya Putramas dan Carol- line Mathilda Nggebu dari SMA Negeri 3 Denpasar lewat proyek penelitian pengembangan zat aktif dari tumbuhan mangrove jenis Rhizophora apiculata untuk cat ramah lingkungan pada kapal laut. Ketujuh, Putu Diwyandaani Priya- hita dari SMA Negeri 7 Denpasar yang meneliti potensi listrik dari mikrolga (biological photovoltaic).
Siswa kedelapan, Sha na Ame- lia Kansa dari Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Kediri, merupakan nalis LKIR LIPI tahun 2018 bidang ilmu
pengetahuan hayati. Sha na akan membagikan proyek penelitiannnya tentang penggunaan daun sengon (Paraserianthes falcataria) dan cabai rawit (Capsicum frustences) untuk menggantikan pemakaian karbit pada pemeraman pisang Cavendish dalam program Bro- adcom MASTERS® International and Of cial Observer to Intel ISEF.
“Program ini diperuntukkan bagi siswa setingkat SMP atau sederajat untuk melihat kegiatan Intel ISEF serta berbagi pengalaman dan proyek penelitian dengan 26 delegasi dari 19 negara,” ucapnya.
Ajang Intel ISEF telah diseleng- garakan sejak 1950 atas kerja sama Society for Science and the Public (SSP) dan Intel Foundation. Keikut- sertaan para pelajar Indonesia ini merupakan hasil kerja sama antara LIPI dan Intel Foundation. [R-15]
Laksana Tri Handoko
terhubung ke jaringan
apapun