Page 28 - LOMBAJURNALIS
P. 28
Ketika lulus masuk UI, Reza sempat cemas tidak bisa membayar uang kuliah. Beasiswa Bidikmisi dari pemerintah mensyaratkan usia maksimum di semester I adalah 21 tahun. Padahal, usia Reza di kala itu sudah 24 tahun. Ia bahkan lebih tua daripada seniornya di kampus. Untungnya, di UI ada Biaya Operasional Pendidikan Berkeadilan. Dari jumlah uang kuliah Rp 5 juta per semester, Reza hanya diminta membayar Rp 500.000.
Untuk memenuhi biaya tersebut, Reza harus bekerja. Ia diterima sebagai tenaga alih daya di sebuah stasiun televisi swasta. Setiap hari, Reza mengikuti kuliah pada pukul 08.00- 16.30. Setelah itu, dari Depok ia memacu sepeda motor ke Jakarta Barat untuk kerja pukul 18.00-02.00. ”Susah sih, tapi dibawa enak aja,” katanya terkekeh.
Tentang rencana selanjutnya, Reza berharap bisa meneruskan kuliah ke jenjang S-2 bidang kriminologi. Cita-citanya bisa diterima di Universitas Frankfurt, Jerman, atau di Universitas Chicago, Amerika Serikat.
Kisah serupa dialami Faisal Khairudin (22), mahasiswa LPKIA Bandung. Ia tak bisa mengandalkan orangtua untuk membiayai kuliah. Sejak SMK, dia sudah mencari uang sendiri dengan menyediakan jasa servis komputer dan usaha fotokopi. Dia mampu memperbaiki komputer karena di SMK mengambil bidang teknik komputer jaringan dan pernah magang di toko komputer.
”Saya memang ingin langsung kuliah ketika lulus. Kebetulan saya dapat kerja di bagian administrasi di perusahaan distributor. Saya nekat daftar kuliah sambil kerja di sebuah perguruan tinggi swasta,” ujar Faisal.
Seiring berjalannya waktu, gaji yang diterima Faisal tidak cukup untuk biaya kuliah dan biaya hidup. Dengan berat hati, pada Januari 2014, ia melepas kuliahnya yang berlangsung hampir satu semester agar bisa fokus mengumpulkan uang.
Justru saat menghadapi krisis hidup di usia muda, keinginan untuk kembali kuliah tetap tinggi. Faisal memutar otak agar bisa bekerja dengan pendapatan yang cukup untuk biaya kuliah dan hidup. Bisnis dalam jaringan (online) ternyata jadi kemujuran Faisal di tengah jalan buntu.
”Saya cuma punya tekad ingin kuliah reguler, tetapi mempunyai pendapatan pasif. Di tahun 2015, saya mencoba berdagang online yang mencakup seluruh Indonesia. Alhamdulillah, bisnis online saya bersinar sehingga saya punya karyawan lima orang. Saya pun masuk kuliah lagi di bidang administrasi bisnis di Politeknik LPKIA di Bandung,” tuturnya.