Page 9 - KLIPINGBPPT18092019SORE
P. 9
negara industri maju. Sejak itu, kegiatan perekayasaan lebih terfokus untuk menghasilkan teknologi yang diterapkan bagi keperluan pembangunan.
Hal tersebut dibuktikan Prof. Habibie dengan melakukan adaptasi teknologi, berupa perakitan dan produksi pesawat C-212. Kemudian mulai menunjukkan penguasaan teknologi dengan pembuatan pesawat CN-235 sebagai kerja bersama Cassa (C) Spanyol dengan Nurtanio (N). Hingga pada akhirnya pengembangan secara mandiri dapat diwujudkan dengan hadirnya pesawat N-250, karya anak bangsa.
Baca juga: BPPT dorong kemandirian bangsa dalam penerapan teknologi
Kehadiran N-250 juga berarti keberhasilan untuk membuka lapangan kerja baru. Habibie kala itu menggambarkan keuntungan menguasai teknologi tinggi, dengan mengibaratkan cukup dengan 17 unit pesawat yang dibuat industri dalam negeri, sudah lebih menguntungkan dibanding hasil produksi sebagai negara agraris sebelumnya.
Secara awamnya seperti dikatakan BJ Habibie setiap kali berdiskusi dengan para perekayasa atau peneliti-peneliti muda, kalau bisa membuat pesawat terbang, maka pasti bisa membuat mobil, kapal, kereta api dan senjata. Dan negara-negara lain akan segan dengan negara Indonesia.
Reverse engineering tersebut dilakukan oleh China dalam membuat kereta cepat. Chine membeli teknologi dan lisensi dari Jerman untuk kereta cepat. Kemudian, melakukan reverse engineering. Hingga akhirnya bisa memproduksi sendiri dan produknya diserap pasar domestik. Tak berhenti di situ, China melakukan pengembangan lanjutan hingga mampu mengekspor kereta cepat dengan harga bersaing.
Baca juga: Wapres : Tujuan Penguasaan Teknologi Adalah Kemandirian
Pewarta: Martha Herlinawati S Editor: Muhammad Yusuf COPYRIGHT © ANTARA 2019