Page 10 - KLIPINGBPPT04072019SORE
P. 10
Judul
Butuh Kebijakan Ekstrem untuk Memperbaiki Kualitas Udara di Jakarta
Media
Indopos.co.id - online
Terbit
4 Juli 2019
Tone
Netral
Hal/link
https://www.indopos.co.id/read/2019/07/04/180319/butuh- kebijakan-ekstrem-untuk-memperbaiki-kualitas-udara-di-jakarta
PR VALUE
Rp 15,000,000
Jurnalis
(ibl/nas)
indopos.co.id – Macet, banjir, dan polusi udara, tak kunjung pergi dari ibu kota. Bahkan, dalam beberapa hari terakhir, kondisi udara di Jakarta menjadi yang paling buruk di dunia. Buruknya kualitas udara ini, membuat khawatir banyak pihak. Sebab, jika tidak ditanggulangi, dampaknya pada kesehatan dan kualitas hidup masyarakat ibu kota.
Pengamat perkotaan Nirwono Joga mengatakan, belum ada aksi nyata dari pemerintah terhadap persoalan ini. Tapi Nirwono bukan orang yang pesimistis. Dia meyakini, pemerintah sebenarnya bisa untuk membuat udara di ibu kota jadi lebih sehat. Namun, ada syarat yang perlu dilakukan. Yakni, berani membuat kebijakan ekstrem.
”Memang akan terjadi pro dan kontra dalam kebijakan tersebut. Tapi, sejarah akan mencatat ada pemimpin di Jakarta yang mampu membuat kualitas udara jadi lebih sehat untuk generasi penerus bangsa ini dalam 50 tahun mendatang,” katanya saat berdiskusi dengan INDOPOS di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Rabu (3/7/2019) siang.
Sebenarnya, Jakarta pernah memiliki sosok berani yang telah membuat kebijakan ekstrem, yakni, mantan Gubernur Ali Sadikin. Nirwono menyebut, Gubernur DKI Jakarta periode 1966-1977, mampu membuat sistem penataan ibu kota.
Namun, tentunya kebijakan yang dibuat Bang Ali, sudah tidak relevan lagi saat ini. Untuk itu diperlukan inovasi, terobosan, serta keberanian untuk berubah. Nah, untuk membuat kebijakan tersebut, sebenarnya tidak perlu belajar jauh. Bisa mengambil ilmu dari Singapura. Sebab, Kota Singa -julukan Singapura- juga pernah mengalami permasalahan udara 20 tahun yang lalu. ”Sekarang, mereka (Singapura) sudah tidak risau dengan persoalan udara. Karena telah memiliki solusi,” ucapnya.
Solusi yang ditawarkan Nirwono adalah menata ulang kawasan perkotaan serta memperbaiki sistem transportasi. Untuk menata ulang kota ini, adalah membuat Ruang Terbuka Hijau (RTH) lebih luas. Pemanfaatan kolong jalan tol, bantaran sungai hingga menjamin tidak diubahnya kawasan yang telah ditetapkan sebagai RTH dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).