Page 30 - BAHANABELMAWA
P. 30
30 Mereka adalah Radja Andika (ketua tim) Rahmadiko (perencana desain interior dan lambung kapal) Al nnur (perencana (perencana kinerja kapal) Adiguna (perencana (perencana kontruksi kapal) Jangka Rulianto (perencana sistem mesin) Alif Yuda (perencana sistem kelistrikan) dan Rian Bagus (perencana desain interior) Para pemenang kompetisi ini dianugerahi piagam penghargaan di di New York Amerika Jangka mewakili timnya untuk menerima penghargaan tersebut Selain itu para pemenang mendapatkan USD 3000 ITS akan membantu salah satu tim karena panitia hanya memberikan kuota satu wakil saja “Jadi lomba ini diadakan setiap tahun tahun terus dua tahun tahun lalu kita kita juara juara 4 terus tahun lalu kita kita tidak juara juara sama sekali tapi tahun ini kita berhasil juara II” papar Rahmadiko mahasiswa Teknik Perkapalan yang merantau dari Solok Sumatera Barat ini Kompetisi tahunan ini diikuti oleh 19 tim mahasiswa dari dari sejumlah universitas terkemuka dari dari seluruh dunia Peserta yang mengikuti dari Kanada Jerman Perancis dan sejumlah negara lainnya Berdasarkan penilaian dewan juri kemudian ditentukan pemenang antara lain Juara 1
itu dari dari dari Singapore 2 dari dari dari Indonesia 3 dari dari dari India 4 dari Belanda Mereka diminta membangun desain kapal ferry dengan mengedepankan sejumlah aspek antara lain desain yang bagus ramah lingkungan tingkat kemudahan dalam membuat dan terakhir keamanan Ide awal desain kapal ini bermula dari kepedulian mereka akan sejumlah kecelakaan kapal penyeberangan di Indonesia yang berakar pada masalah keselamatan kapal “Masalah kapal ferry di Indonesia yang utama adalah keamanan 80 persen kecelakaan kapal itu akibat dari kesalahan manusia dan keamananan Jadi kita meminimalisir kecelakaan kapal dengan cara meminimalisir sistem di di kapal itu tidak dioperasikan oleh manusia tetapi berbasiskan komputasi ”ujar Jangka Riyanto mahasiswa Sistem Perkapalan kelahiran Banyuwangi 22 tahun lalu Sebelum lomba peserta diberikan kerangka pekerjaan yang berupa tantangan bagaimana kapal itu harus dibangun dengan memperhitungkan sejumlah krirteria antara lain ukuran berapa kecepatan jumlah penumpang dan terus ditempatkan di di pelabuhan mana “Nah pada perlombaan yang kita menangkan tahun ini tuh di di Batam Batam jadi rutenya itu Batam-Malaysia-Singapore Jadi sudah ditentukan rutenya Nah jadi untuk ukuran itu sendiri itu harus mampu mengangkut 300 penumpang dengan maksimal panjang 40 meter meter dan lebar 10 meter meter Dengan kecepatan rata-rata harus mampu 30 knot” papar Jangka Tim mahasiswa tersebut mengaku tidak memiliki super- computer untuk menganalisa menganalisa kapal baik itu menganalisa menganalisa tahanannya untuk konstruksi atau lainnya “Itu kita masih terbatas di situ Selain itu itu kita juga biaya software yang sangat mahal Jadi satu software nya itu sekitar 650 juta untuk desain kapal itu itu sendiri nah itu itu software yang sangat mahal itu menjadi keterbatasan kita sebagai mahasiswa untuk mengembangkan desain” ujar Rahmadiko Untuk mensiasati keterbatasan tersebut tim kemudian mengajukan proposal study version melalui sponsor dari desain “Kadang dapat dapat kadang enggak Kita dapat dapat kerjasama Vanneley Software itu dari Amerika terus kemudian ada lagi untuk desain autodeck tapi kita pake student version”ujar Jangka Mereka bermimpi kapal desain mereka tidak hanya sekedar desain saja tetapi bisa dibangun di di galangan kapal kapal Indonesia “Harapannya kapal kapal ini bisa dibangun nyata di di Indonesia jadi kita sudah merencanakan kapal ini ini akan dibangun di di di Batam Jadi dari kompetensi ini ini harus direncanakan dibangun di di di di Galangan mana jadi kita merencanakan di Galangan Batam ya seperti itu” tutur Diko TEP/TJS/ABS
BAHANA BELMAWA BAHANA BELMAWA