Page 3 - KLIPINGBPPT05102019PAGI
P. 3

melakukannya. Biaya yang dibayarkan untuk TMC ini juga akan masuk ke penerimaan negara bukan pajak.
"Keterbatasan pesawat menjadi kendala TMC sehingga tim TMC kerap menemui kesulitan. Apalagi dengan luasnya karhutla, armada pesawat yang awalnya minim membuat operasi hujan buatan kewalahan. Hingga akhirnya TNI membantu tambahan pesawat," jelasnya.
Seto berharap, ke depan TMC lebih difokuskan untuk pencegahan dini kahutla dan kekeringan. Idealnya, BBTMC diberi independensi untuk memperlancar operasi hujan buatan yang kadang berkejaran untuk mencari awan yang bisa disemai menjadi hujan. "TMC sangat bergantung awan yang tumbuhnya sangat dinamis," ucap Seto.
Ketika ada awan potensial tapi pesawat tidak ada. Itulah yang membuat BBTMC BPPT kerepotan. Idealnya, kata Seto, TMC punya minimal lima armada inti (pesawat) dengan kapasitas 1 ton sekali angkut. Jika ada peningkatan eskalasi bencana baru meminta bantuan TNI.
Selain itu, untuk memperkuat dan meningkatkan kinerja TMC BPPT dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyepakati kerja sama terkait pemanfaatan big data cuaca dan model prediksi cuaca untuk peningkatan efektivitas TMC berbasis artificial intellegence (AI).
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo, mengatakan, dari hitungan saat ini dana siap pakai yang dikeluarkan untuk penanganan karhutla mencapai Rp 2,5 triliun.
"Besaran nilai Rp 34 miliar untuk TMC tidak terlalu tidak besar. Kalau waterbombing mencapai Rp 1 triliun," ucapnya.
Selain untuk TMC dan waterbombing, alokasi dana untuk penanganan darurat karhutla juga dialokasikan bagi operasional pasukan yang berjumlah lebih dari 29.000 personel. "Kita perlu membangun solusi permanen dengan mengembalikan kodrat gambut menjadi basah sehingga tidak mudah dibakar. Upaya pencegahan harus diutamakan dan ini tidak hanya menjadi tugas BNPB tapi juga semua pihak," ucap Agus.


































































































   1   2   3   4   5