Page 9 - EBOOK_Modal Sosial Petani Dalam Pertanian Berkelanjutan Dalam Mendukung Ketahanan Pangan Daerah
P. 9

KATA PENGANTAR


                  Puji  dan  syukur  penyusun  panjatkan  kehadirat  Allah  SWT
             karena  atas  limpahan  rahmat  dan  ridho-Nya  semata  penulis  dapat
             meyelesaikan  buku  yang  berjudul  “Modal  Sosial  Petani  Dalam
             Pertanian Berkelanjutan Dalam Mendukung Ketahanan Pangan
             Daerah:  Studi  Modal  Sosial  Petani  di  Desa  Bangunjiwo,
             Kecamatan  Kasihan,  Kabupaten  Bantul,  Yogyakarta”.  Buku  ini
             tentunya  menjadi  pelengkap  bagi  perkembangan  keilmuan
             khususnya  yang  berkenaan  dengan  modal  sosial.  Buku-buku  yang
             berkenaan  dengan  kajian-kajian  modal  sosial  sudah  banyak
             diterbitkan  dan  beredar  di lingkungan dunia  akademik.  Buku yang
             penyusunan terbitkan ini hendaknya dapat dijadikan pelengkap bagi
             kajian-kajian  tentang  modal  sosial,  khususnya  yang  berhubungan
             dengan dunia pertanian.
                  Pada  dasarnya  kajian-kajian  modal  sosial  membangun
             hubungan dengan sesama, dan menjaganya agar terus  berlangsung
             sepanjang  waktu,  orang  mampu  bekerja  bersama-sama  untuk
             mencapai berbagai hal yang tidak dapat mereka lakukan sendirian,
             atau  yang  dapat  mereka  capai  dengan  susah  payah.  Orang
             berhubungan  melalui  serangkaian  jaringan  dan  mereka  cenderung
             memiliki  kesamaan  nilai  dengan  anggota  lain  dalam  jaringan
             tersebut,  sejauh  jaringan  tersebut  menjadi  sumber  daya,  dia  dapat
             dipandang  sebagai  modal.  Untuk  mewujudkan  berbagai  hal,
             seringkali  orang  memilih  untuk  berbicara  dengan  orang  yang
             mereka  kenal.  Minta  bantuan  teman,  keluarga,  atau  kenalan  yang
             dapat  dipercaya  jauh  lebih  mudah  daripada  berurusan  dengan
             birokrasi, dan hasilnya lebih memuaskan. Jadi jaringan yang dimiliki
             orang  benar-benar  penting.  Namun,  dengan  mengenal  orang  saja
             belumlah  cukup,  perlu  adanya  rasa  memiliki  kesamaan  satu  sama
             lain. Jika memiliki kesamaan nilai, mereka lebih cenderung bekerja
             sama untuk mencapai tujuan. Keanggotaan jaringan dan seperangkat
             nilai  bersama,  menjadi  inti  dari  konsep  modal  sosial.  Putnam
             mendefinisikan  modal  sosial,  sebagai  bagian  dari  organisasi  sosial,
             seperti kepercayaan, norma, dan jaringan, yang dapat memperbaiki
             efisiensi masyarakat dengan menfasilitasi tindakan terkoordinasi.
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14