Page 30 - SIAMA ZUL MAILINA_PDF BAHAN AJAR
P. 30
4. Gerakan Non Blok (GNB)
Indonesia meningkatkan keeratan kerja sama yang telah dijalin dari
lama, hal ini menurut Maya Sari (dalam guruppkn.com, 15 Oktober 2015),
gerakan Non Blok (GNB) dalam bahasa Inggris disebut Non Aligned
Movement (NAM) merupakan suatu organisasi yang dibentuk oleh negara-
negara yang cinta damai serta negara-negara yang ingin berperan aktif
dalam rangka menciptakan perdamaian serta keamanan dunia, yaitu
dengan tidak beraliansi dengan blok-blok manapun.
Semangat untuk memajukan perdamaian dan kerja sama di dunia
mulai dilaksanakan secara tegas oleh pemerintah Indonesia. Dalam siding
Majelis Umum PBB tanggal 30 September 1960, Presiden Soekarno dalam
pidatonya yang berjudul “To Build A New Worl” berani mendesak PBB
agar mengadakan peninjauan kembali kedudukan markas PBB agar
dipindahkan ke tempat yang bebas dari suasana Perang Dingin. Pidato
tersebut mengundang reaksi dari Yugoslavia, Mesir, dan India. Presiden
Joseph Broz Tito dari Yugoslavia dan Presiden Gamal Abdul Nasser
mengirim undangan kepada Soekarno untuk mengadakan pertemuan
negara-negara Non-Blok. Akhhirnya, pertemuan antara negara-negara
Non-Blok diadakan di Kairo pada tanggal 5-12 Juni 1961.
Berdasarkan kesepakatan yang telah diambil di pertemuan Kairo,
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) negara-negara Non-Blok akhirnya
terlaksana pada tanggal 1-6 September 1961 di Beograd, Yugoslavia. KTT
Beograd dihadiri oleh 25 kepala negara atau kepala pemerintahan. Dari
sejumlah kepala negara dan kepala pemerintahan dijuluki sebagai pendiri
gerakan Non-Blok. Kelima tokoh tersebut diantaranya:
Soekarno Gamal Abdul Nasser Joseph Broz Tito Jawaharlal Kwame Nkrumah
(Indonesia) (Mesir) (Yugoslavia) Nehru (Ghana)
(India)
Gambar 1.16 Pendiri Gerakan Non Blok (GNB)
Sumber: https://www.berpendidikan.com/2020/12/tokoh-pendiri-dan-pemrakarsa-gerakan-non-blok-
dan-latar-belakangnya.html
27