Page 94 - Dokumen-Modul-Novanda ardiansyah (1)
P. 94
Modul Memilih Masa Depan diharapkan dapat membantu
penyelenggara pemilu dan stakeholder terkait dalam meningkatkan
partisipasi politik generasi z melalui pendekatan budaya popular sebagai
strategi pendidikan politik.
Pastikan dalam memulai pendekatan ini kita perlu terbuka dengan
pengalaman dan harapan dari generasi muda, terutama dalam hal
berempati dan memahami selera mereka,bukan selera dari generasi
yang lebih tua.
Glorifikasi pengalaman para senior dikepemiluan sering menjadi
hambatan terbesar bagi munculnya ide-ide baru dari generasi muda
untuk terlibat aktif dalam proses kepemiluan Pengalaman para senior
seringkali mengerdilkan strategi, taktik dan program yang ingin
digalang oleh generasi muda.
Tak jarang, inovasi dari anak muda diabaikan begitu saja, padahal bisa
jadi pengalaman adalah guru yang jahat bagi perkembangan sebuah
kreatifitas. Jadi, langkah terbaiknya, jika anak muda dinilai tidak
memiliki banyak pengalaman, kitalah yang perlu berusaha memahami
apa yang anak mudapikirkan.
Generasi Z tentu mengalami gegar budaya ketika mereka diberikan hak
pilih dan dipilih dalam politik. Ketika mereka telah diberikan ruang
dalam politik formal, untuk bertransisimenjalani kehidupan politik
generasi Z perlu waktu menyesuaikan diri. Ini tentunya menjadi
tantangan bagi mereka untuk beradaptasi dari kultur politik informal ke
struktur politik formal yang banyak aturan.
Bagi generasi Z, dunia politik adalah lingkungan baru yang akan mereka
hadapi tetapi mereka merasa tidak mendapatkandukungan atau
dikuatkan perannya dalam pentas demokrasi. Meskipun generasi
pendahulunya juga merasakan hal yang
sama saat baru memasuki dunia politik. Namun yang berbedaadalah,
generasi Z memiliki beban yang lebih berat karena mereka tumbuh
dimana semua narasi cenderung membesarbesarkan peran mereka di
dalam politik elektoral.
86