Page 53 - Modul_Menulis Cerita Bermuatan Kearifan Lokal Sasambo (Ria Saputri) Fix_Neat
P. 53
PERTEMUAN KEDUA
Kegiatan 3 30 Menit
Anak Laut Elang Samudera
Pada bagian ini, kamu harus menyiapkan alat tulis berupa lembar kerja dan alat tulis lainnya
Tegodek-godek dan Tetuntel-tuntel
yang akan memudahkan kamu mengerjakan soal yang telah disediakan. Bacalah semua instruksi
Elsam terus menapaki pesisir pantai, ia membiarkan kaki kecilnya bersentuhan langsung dengan baik, kerjakan dengan teliti dan kelola waktu dengan baik. Tulislah jawabanmu dengan
dengan pasir putih dan halus. Wajahnya tampak sumringah. Cuaca seperti ini memungkinkan tepat dan bacalah kembali sebelum dikumpulkan. Pada suatu hari tegodek-godek dan tetuntel-tuntel berjanji untuk bertemu di kali. Namun di luar Ayo Berlatih
dugaan, kali yang mereka kunjungi sedang dilanda banjir bandang besar. Mereka pun duduk di
banyak pengunjung ke Gili Trawangan. Di sana sini, tukik timbul tenggelam tersesat air laut. Anak-
anak penyu hijau itu terlihat malang, tak sempat menikmati alam air dan samudera luas, karena Ayo Berlatih Teks
sebentar lagi mereka akan ditangkap oleh predator.
Anak Laut Elang Samudera Melihat hal demikian, tegodek-godek mulai melaksanakan niat busuknya untuk mengakali tetuntel-
"Hai Elang Samudera, apakah kamu tidak ke sekolah?" sapa seorang turis dengan logat khasnya.
tuntel. Setelah tetuntel-tuntel memberikan izin kepada tegodek-godek untuk membantunya,
"Hallo Mister Arne, lama menghilang," sahut Elsam lalu menghentikan langkahnya.
Elsam terus menapaki pesisir pantai, ia membiarkan kaki kecilnya kemudian tegodek-godek memanjat pohon pisang lalu memakan buah pisang hingga tak terasa
"Tidak menghilang," sahut Mister Arne tersenyum dan melangkah mendekati Elsam.
bersentuhan langsung dengan pasir putih dan halus. Wajahnya tampak sumringah. sampai habis.“Tega sekali kau menghabiskan buah pisangku.” ungkap tetuntel-tuntel sambil
"Saya hanya balik ke pulau Bali beberapa hari. Ada urusan sedikit. Nanti ada oleh-oleh untuk kamu
Cuaca seperti ini memungkinkan banyak pengunjung ke Gili Trawangan. Di sana menunjuk-nunjuk tegodek-godek dari bawah. Tegodek-godek kemudian melempari kulit pisang
dan teman-temanmu, kamu tidak ke sekolah?”
sini, tukik timbul tenggelam tersesat air laut. Anak-anak penyu hijau itu terlihat yang telah dimakannya dan menyuruh tetuntel-tuntel untuk memakannya tanpa memahami
"Terima kasih oleh-olehnya, Mister. Sekarang hari masih pagi, usai jalan-jalan di pantai, saya
malang, tak sempat menikmati alam air dan samudera luas, karena sebentar lagi perasaan yang dialami oleh tetuntel-tuntel.
pulang mandi, terus berangkat ke sekolah, " sahut Elsam.
mereka akan ditangkap oleh predator.
"Oke, dua hari lagi saya akan ke sekolahmu. Sampaikan salam kepada Pak Guru Waris," lanjut
"Hai Elang Samudera, apakah kamu tidak ke sekolah?" sapa seorang turis dengan Tidak tahan terhadap sikap tegodek-godek, akhirnya tetuntel-tuntel melarikan kain yang
Mister Arne sambil terus melangkah, tanpa alas kaki. dikenakan oleh tegodek-godek untuk menutupi kemaluannya. Tegodek-godek yang merasa
logat khasnya. "Hallo Mister Arne, lama menghilang," sahut Elsam lalu
"Baik Mister, nanti saya akan sampaikan,” sahut Elsam. khawatir, memutuskan untuk turun melihat tetuntel-tuntel yang sudah hilang. “Tetuntel ini
menghentikan langkahnya.
Matahari semakin tinggi. Elsam harus segera pulang dan siap-siap berangkat ke sekolah.
"Tidak menghilang," sahut Mister Arne tersenyum dan melangkah mendekati Refleksiku
Elsam adalah anak nelayan. Ia lebih pantas disebut sebagai anak laut, karena sebagian besar
Elsam.
waktunya berada di laut dan pantai. Orang tuanya berasal dari Desa Tanjung, desa yang letaknya
"Saya hanya balik ke pulau Bali beberapa hari. Ada urusan sedikit. Nanti ada oleh- pisangmu! Kembalikanlah kainku!” ungkap tegodek-godek seraya di dalam tempurung. Cul loang Teks
di pesisir pantai Lombok Utara. Hingga Elsam duduk di bangku sekolah dasar, ia masih sering ikut
oleh untuk kamu dan teman-temanmu, kamu tidak ke sekolah?” eceq yang memiliki makna lubang kemaluan, tetuntel-tuntel terus berteriak di dalam tempurungnya
bapaknya ke laut, mencari ikan dan isi laut lainnya. Rambutnya kuning kemerahan, kulitnya hitam
"Terima kasih oleh-olehnya, Mister. Sekarang hari masih pagi, usai jalan-jalan di dengan perkataan tersebut. Hingga tegodek-godek menyangka bahwa yang menjawab teriakannya
legam karena terpaan angin laut dan sengatan matahari.
pantai, saya pulang mandi, terus berangkat ke sekolah, " sahut Elsam. tersebut adalah kemaluannya sendiri.
Sekarang Elsam sudah duduk di bangku kelas enam sekolah dasar. Seiring berkembangnya
"Oke, dua hari lagi saya akan ke sekolahmu. Sampaikan salam kepada Pak Guru
Gili Trawangan, bapaknya tidak lagi menjadi pencari ikan. Keluarga kecil itu telah mengubah mata
Waris," lanjut Mister Arne sambil terus melangkah, tanpa alas kaki. Dengan penuh amarah, tegodek-godek memukul kemaluanya dengan batu hingga ia mati. Melihat
pencahariannya, meskipun masih tetap di atas kendaraan air, menjadi juru mudi sebuah jonson.
"Baik Mister, nanti saya akan sampaikan,” sahut Elsam. hal tersebut, tetuntel-tuntel mengambil daging sahabatnya lalu dijadikan permen dan menjulnya
Setiap hari mengangkut penumpang dari Bangsal menuju Gili Trawangan, atau sebaliknya dari
Matahari semakin tinggi. Elsam harus segera pulang dan siap-siap kepada para kera. Setelah habis terjual, tetuntel-tuntel meneriaki para kera. “Hahaha, kalian
Gili Trawangan menuju Bangsal. memakan daging teman kalian sendiri.” mendengar hal itu, para kera mengejar tetuntel-tuntel akan
Karena terbiasa menemani bapaknya, Elsam pun tumbuh menjadi seorang pelaut yang berangkat ke sekolah.
tangguh, meskipun yang ia jelajahi hanyalah perairan sekitar tiga gili, Gili Air, Gili Meno, dan Elsam adalah anak nelayan. Ia lebih pantas disebut sebagai anak laut, karena tetapi berkat kepiawaiannya dalam berenang sehingga segera melompat ke sungai dan terhindar dari
Gili Trawangan. kejaran para kera.
Sumber:…………………..
47