Page 14 - Ebook Kiat-kiat Mempelajari Al Qur'an Dengan Mudah
P. 14

AL QUR’AN

                              SEBAGAI PEDOMAN HIDUP MANUSIA


            Setelah wafatnya Nabi Muhammad saw, banyak umat Islam berlomba-lomba,
            berniat  dan  bekerja  menyebarkan  agama  Islam  ke  seluruh  pelosok  dunia.

            Mereka menyebarkan agama Islam dengan cara dan kemampuannya masing-
            masing. Kualitas syiar mereka sangat tergantung dari pengetahuan mereka
            tentang keislaman yang Qur’ani.

            Para  “Tokoh  Agama”  sangat  mendominasi  pola  pikir  masyarakat  Islam
            yang  “Buta  Qur’ani”.  Terutama  bila  “para  tokoh”  itu  sudah  mengeluarkan
            fatwa-fatwa  yang  telah  ditulis  dan  dibukukan  sebagai  pedoman  dari
            golongannya.  Fatwa-fatwa  dari  orang-orang  yang  ditokohkan  tersebut
            menjadi  acuan  umatnya  dalam  menjalani  kehidupannya  sehari-hari.
            Kehidupan seperti itu menjadi cikal bakal dari lahirnya mazhab-mazhab atau

            golongan-golongan  baru,  sehingga  Islam  terpecah-belah  menjadi  beberapa
            pecahan sesuai dengan penafsiran dari orang-orang yang ditokohkannya.

            Kebiasaan-kebiasaan ini sudah menjadi tradisi bahkan sebagian masyarakat
            sudah  mendarah  daging  pada  dirinya  bahwa  perkataan  dan  perilaku  tokoh
            agamanya  tidak  mungkin  salah  dan  pasti  sesuai  dengan  Al  Qur’an.
            Masyarakat  yang  “Buta  Qur’ani”  tidak  lagi  mau  berpikir  dan  mengacu
            kepada Al Qur’an tetapi berpedoman kepada sunah dan hadits orang-orang

            yang  mereka  “tokoh”kan,  bahkan  ada  yang  lebih  ekstrim  lagi  yaitu
            mengkultus  individukannya,  sedangkan  mengkultus  individukan  nabipun
            diharamkan Allah (QS. 3:79-80).

            Hal  ini  terus  berproses  dari  tahun  ke  tahun  selama  ratusan  tahun,  yang
            akhirnya umat Islam yang “Buta Qur’ani” di Indonesia terbuai oleh fatwa-
            fatwa, atau cara-cara dari para “tokoh agamanya masing-masing” tanpa
            melakukan  pengecekan  ulang  ke  sumber  utamanya  yaitu  Al  Qur’an.  Tanpa
            disadari  oleh  umat  Islam  yang  “Buta  Qur’ani”,  mereka  lebih  senang
            mempelajari  buku-buku  para  tokoh  agamanya  dari  pada  mengkaji  isi

            kandungan  Al  Qur’an.  Akibatnya  umat  Islam  yang  “Buta  Qur’ani”  di
            Indonesia  tidak  bisa  membedakan  mana  perilaku  tokoh  agamanya  yang
            sesuai dengan Al Qur’an atau tidak, karena tidak menguasai Al Qur’annya.

            Keadaan  seperti  itu  menghanyutkan  akal  pikiran  umat  Islam  yang  “Buta
            Qur’ani” menjadi tidak sadar, tidak mau dan tidak terbiasa untuk melakukan
            pengecekan  atau  pengkajian  apakah  perilaku  “tokoh  agama”  mereka
            benar-benar  berdasarkan  ayat-ayat  Al  Qur’an  atau  tidak,  benar-benar

            berdasarkan sunah hadits Nabi Muhammad saw atau tidak. Karena bisa saja
                                                                      MARI BELAJAR BERBUAT BAIK           2
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19