Page 79 - IPAS-BS-KLS-VI
P. 79

Apa yang membuat kualitas produk Selandia Baru diakui dunia? Selama
                        berpuluh tahun, pemerintah mengalokasikan anggaran (melalui pajak) untuk
                        membangun kapasitas dan kemampuan para petani. Pemerintah Selandia
                        Baru berinvestasi pada penelitian dan pengembangan serta inovasi teknologi
                        di sektor agrikultur.

                            Petani dan pemerintahnya juga fokus mengembangkan apa yang
                        dapat mereka produksi secara optimal berdasarkan kondisi geografis, iklim,
                        wawasan, serta sumber daya yang dimiliki. Selandia Baru sadar bahwa
                        kondisi  geografis  mereka  kurang  mendukung  untuk  pertanian  gandum.
                        Dan bila memaksakan mereka akan kalah bersaing dengan negara-negara
                        Eropa. Sektor agraria Selandia Baru saat ini menjadi sangat efektif efisien
                        karena petani didorong untuk terus berinovasi agar dapat bertahan dalam
                        persaingan global.
                            Kondisi sebaliknya terjadi di negara-negara bagian Amerika. Pemerintah
                        tidak mendorong adanya inovasi agar bisa bertahan di perdagangan global.
                        Mereka terus-menerus memberi subsidi yang menyebabkan petani/peternak
                        sangat bergantung pada bantuan pemerintah.

                            Selain itu, bantuan dana dari pemerintah  sering jatuh ke tangan
                        perusahaan distributor, yang sebetulnya tidak terlalu membutuhkan bantuan.
                        Hal yang terjadi perusahaan besar tersebut mencari cara untuk menekan
                        biaya produksi demi mendapat harga termurah. Akibatnya, kualitas komoditi
                        agraria di negara bagian Amerika kalah bersaing dengan produk serupa dari
                        Eropa dan Australia.
                                                       Sumber: theeconreview.com/theeconreview (dengan pengubahan)




                        Memanfaatkan Tanah Lapang sebagai Kebun ‘Penangkap Angin’

                        Denmark  dianugerahi  kondisi  geografis  yang  unik.  Negara  ini  seolah-olah
                        ‘terperangkap’ di antara Laut Utara dan Laut Baltic. Kondisi ini membuat
                        Denmark  menjadi  area yang banyak  mengalami  angin  kencang.  Namun,
                        Denmark  mampu  memanfaatkan  kondisi  tersebut  untuk  membangun  dan
                        mengembangkan turbin angin sebagai sumber energi.
                            Bahkan, pemerintah Denmark menargetkan di tahun 2050 sepenuhnya
                        telah menggunakan sumber energi terbarukan. Saat ini, lebih dari 45%
                        kebutuhan energi di Denmark berasal dari pembangkit listrik tenaga angin.
                        Denmark memanfaatkan area lepas pantai dan beberapa wilayah terbuka
                        (di daratan) untuk memasang ratusan turbin.

                            Selain Denmark, China merupakan negara yang juga memanfaatkan
                        karakteristik  kondisi  geografisnya  untuk  mengembangkan  turbin  angin.






                                                                      Bab 3 | Pelesir Keliling Dunia         69
   74   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84