Page 55 - LAPORAN OPTIMALISASI SISTEM GOVERNOR ok
P. 55
III. PENJELASAN OPERASIONAL 3084 3045
3
4 3112 3060
5 3140 3075
Penjelasan operasional dimaksudkan untuk memberikan gambaran perubahan yang dilakukan
3090
6
3168
PENJELASAN OPERASIONAL
III. oleh PT. EBM kepada PT. SAS, utamanya kepada departemen operasional. Dengan penjelasan
3112.5
7.5
3210
10
3150
operasional disertai sosialisasi penggunaan, diharapkan transisi operasi dari system sebelumnya
Tabel 14. Setpoint RPM untuk Mencapai Target Daya Keluaran Sebelum dan Sesudah
berjalan dengan lancar. Berikut beberapa penjelasan operasional terhadap beberapa modifikasi
Penjelasan operasional dimaksudkan untuk memberikan gambaran perubahan yang dilakukan
yang telah dilakukan oleh PT. EBM, Modifikasi
oleh PT. EBM kepada PT. SAS, utamanya kepada departemen operasional. Dengan penjelasan
Dasar Teori Load Control vs Frequency Control
III.1 operasional disertai sosialisasi penggunaan, diharapkan transisi operasi dari system sebelumnya
Sebagai contoh kasus, untuk memproduksi daya gross keluaran sebesar 6 MW, droop 7%
berjalan dengan lancar. Berikut beberapa penjelasan operasional terhadap beberapa modifikasi
Terdapat banyak istilah atau terminologi dalam mode pengontrolan Turbine Generator.
(dengan max load 7.5 MW) membutuhkan perintah speed setpoint di 3168 rpm, sedangkan
yang telah dilakukan oleh PT. EBM,
Terkadang antar-operator maupun pihak lainnya memiliki pemahaman yang berbeda-
droop 5% (dengan max load 10 MW) hanya membutuhkan speed setpoint di 3090 rpm.
beda terkait terminology dalam pengontrolan. Sehingga menyamakan persepsi
Apabila tiba-tiba terjadi gangguan jaringan sehingga menyebabkan Tie Breaker 20 kV
III.1 Dasar Teori Load Control vs Frequency Control
mengenai terminology merupakan hal yang penting.
Open/Trip, maka beban sebesar + 5 MW akan hilang sehingga mengakibatkan naiknya rpm
Terdapat banyak istilah atau terminologi dalam mode pengontrolan Turbine Generator.
a. Base Load
turbine generator. Dalam kondisi detik pertama tersebut, kemungkinan sinyal Tie Breaker
Terkadang antar-operator maupun pihak lainnya memiliki pemahaman yang berbeda-
Base Load adalah jumlah minimum tenaga listrik yang diproduksi oleh suatu
20 kV Open belum sampai ke Woodward 505 (karena pengkabelan tidak direct, gambar 10),
beda terkait terminology dalam pengontrolan. Sehingga menyamakan persepsi
Pembangkit selama periode waktu tertentu dengan kondisi tetap. Pada
maka Woodward 505 masih dalam mode Load Control sehingga mengikuti speed setpoint
mengenai terminology merupakan hal yang penting.
perjalanannya, base load sebuah pembangkit sering diartikan sebagai fungsi suatu
3168 (saat droop 7%, max load 7.5 MW) atau 3090 (saat droop 5%, max load 10 MW).
a. Base Load
pembangkit untuk menahan beban dasar yang dibutuhkan oleh jaringan.
Setpoint 3168 rpm tersebut tentunya lebih mendekati over speed dibandingkan setpoint
Base Load adalah jumlah minimum tenaga listrik yang diproduksi oleh suatu
3090 rpm. Maka dengan droop yang lebih kecil diharapkan dapat mengurangi kenaikan
Pembangkit selama periode waktu tertentu dengan kondisi tetap. Pada
speed turbine saat transisi dari Baseload ke Isochronous.
perjalanannya, base load sebuah pembangkit sering diartikan sebagai fungsi suatu
pembangkit untuk menahan beban dasar yang dibutuhkan oleh jaringan.
II.2.9 Penambahan Fasilitas Valve Limiter pada DCS
Penambahan fasilitas di antar muka DCS berupa Valve Limiter dilakukan untuk
mempermudah akses operator tanpa harus mengakses Woodward 505. Valve Limiter
berfungsi sebagai pembatas agar perintah Woodward 505 ke CPC II tidak melebihi perintah
Valve Limiter tersebut. Dengan diaplikasikannya pembatas ini, dapat berfungsi untuk
beberapa hal,
a. Stabilisasi daya keluaran saat terjadi osilasi frekuensi dan beban pada jaringan.
b. Pembatasan daya keluaran 100% Maximum Continuous Rating (MCR) sehingga
apabila terjadi gangguan jaringan berupa under frequency, maka unit tidak akan
memproduksi daya keluaran diatas nilai batasan tersebut (7.5 MW).
Gambar 50. Ilustrasi baseload. Sumber https://energyknowledgebase.com/
Berikut adalah penambahan tatap muka DCS berupa Limiter Up, Limiter Down, Valve
Ketika kebutuhan daya jaringan semakin membesar, pembangkit yang beroperasi
Setpoint (%), dan Valve Demand (%). Valve Setpoint & Valve Demand masih belum dapat
dengan base load tetap akan memproduksi daya keluaran yang sama, tidak akan ikut
menyamai nilai actual di Woodward 505. Sehingga membutuhkan perbaikan pada sinyal
Gambar 50. Ilustrasi baseload. Sumber https://energyknowledgebase.com/
menaikkan produksi daya. Woodward 505 memfasilitasi base load mode ini dengan
tersebut.
memberikan fitur Valve Limiter.
Ketika kebutuhan daya jaringan semakin membesar, pembangkit yang beroperasi
b. Load Control
dengan base load tetap akan memproduksi daya keluaran yang sama, tidak akan ikut
Load Control adalah salah satu Mode Pengontrolan dalam Woodward 505 yang
menaikkan produksi daya. Woodward 505 memfasilitasi base load mode ini dengan
berfokus pada stabilisasi load, namun tetap memperhatikan perubahan frequency
memberikan fitur Valve Limiter.
jaringan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mode pengontrolan Load Control pada
b. Load Control
Woodward 505 ini bukanlah murni Load Control, tetapi cenderung ke arah Load
Load Control adalah salah satu Mode Pengontrolan dalam Woodward 505 yang
Frequency Control (LFC). Mode pengontrolan ini akan otomatis aktif ketika
berfokus pada stabilisasi load, namun tetap memperhatikan perubahan frequency
Generator Circuit Breaker (GCB) Closed dan 20 kV Tie Circuit Breaker (TCB) Closed.
jaringan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mode pengontrolan Load Control pada
Setting ‘droop’ sangat berpengaruh pada seberapa besar pengaruh frekuensi
Woodward 505 ini bukanlah murni Load Control, tetapi cenderung ke arah Load
Frequency Control (LFC). Mode pengontrolan ini akan otomatis aktif ketika 27
Gambar 49. Antar muka Limiter Up & Limiter Down, Valve Demand & Setpoint.
Generator Circuit Breaker (GCB) Closed dan 20 kV Tie Circuit Breaker (TCB) Closed.
Setting ‘droop’ sangat berpengaruh pada seberapa besar pengaruh frekuensi
2
27 6