Page 4 - book
P. 4
yang nantinya akan dipergunakan untuk proses fisiologis tanaman
(Febriani, dkk., 2017: 88).
Beberapa komposisi media tanam masing-masing memiliki
kandungan yang berbeda-beda. Jenis-jenis media tanam antara lain pasir,
tanah, pupuk kandang, sekam padi, serbuk gergaji, dan sabut kelapa.
Bahan-bahan tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda-beda
sehingga perlu dipahami agar media tanam tersebut sesuai dengan jenis
tanaman. Untuk mengatasi kelemahan tanah sebagai media tanam
sebaiknya dikombinasikan pupuk kandang, pasir dan sekam padi dengan
perbandingan 1:1 (Agustien dan Hadi, 2016: 55).
Media tanam harus dapat menyangga perakaran tanaman agar bisa
berdiri tegak dan tidak mudah roboh, diterpa angin atau gangguan lainnya
yang dapat menunjang pertumbuhan tanaman. Media tanam yang baik
harus memenuhi kriteria antara lain tidak mudah lapuk, tidak mudah
menjadi sumber penyakit, aerasi baik, mampu mengikat air dan unsur hara
dengan baik (Putri, dkk., 2018: 20).
a. Tanah Topsoil
Tanah lapisan atas (topsoil) yang subur, gembur, kaya akan bahan
organik serta memiliki solum yang tebal. Ketersediaan topsoil yang
subur dan potensial saat ini semakin berkurang akibat tingginya
pemanfaatan lahan untuk berbagai kepentingan, sehingga tanah yang
kurang subur atau bahkan tidak subur menjadi alternatif untuk
digunakan sebagai medium pembibitan (Nurhasanah dkk, 2018:2).
Top Soil merupakan tanah yang berada di lapisan paling atas tanah
dengan kedalaman sekitar 5 sentimeter hingga 30 sentimeter dari
permukaan Bumi Top soil akan terbentuk apabila batuan telah
berderai dan hancur melalui proses geological dan berubah menjadi
serpihan- serpihan kecil yang kemudian terkumpul di atas bumi. Top
Soil biasanya mengandung bahan- bahan alami yang bersifat
menyuburkan tanah, seperti dedaunan, ranting- ranting kayu yang
telah mati.