Page 7 - Perspektif Agraria Kritis
P. 7
dikomsumsi para mahasiswa, peneliti dan paling utama para
pengambil kebijakan.” (Dr. Nirzalin, M.Si—Ketua Program Studi
Magister Sosiologi, Program Pascasarjana, Universitas Malikus-
saleh, Lhokseumawe, Aceh)
“Membaca buku ini tak ubahnya seperti membaca realitas
di lapangan. Sebagai misal, bagaimana penulis memformulasikan
relasi sosial agraria dan konstruksi persoalan agraria yang begitu
persis dengan situasi di lapangan. Hal demikian membuat isi
buku ini demikian kuat dan penting untuk dibaca. Sesuatu yang
hanya mungkin karena tulisan-tulisan di dalamnya selalu peka
konteks. Sesuatu yang hanya dapat dilakukan oleh penulis yang
akrab dengan realitas lapangan. Itulah sebab mengapa buku ini
‘wajib’ dibaca oleh siapa pun yang sedang terlibat dalam agenda
Reforma Agraria, baik sebagai penggerak, pengamat, peneliti
maupun sekedar suka memperdebatkan Reforma Agraria.”
(Rahmat Saleh/Oyong—Direktur Karsa Institute di Palu dan
anggota Gugus Tugas Reforma Agraria Kabupaten Sigi, Sulawesi
Tengah)
“Buku ini mengundang aktivis, pengambil kebijakan,
peneliti dan pelaku usaha untuk masuk lebih jauh kepada
perspektif agraria kritis. Melalui perspektif ini, penulis dengan
jelas dan jernih memaparkan dinamika lapangan maupun
regulasi dan kebijakan terkait reforma agraria saat ini. UU Desa
dengan asas rekognisi dan subsidiaritas, begitu pula bahtsul
masail Munas Nahdlatul Ulama (2017) yang mewajibkan negara
melaksanakan land reform, dipertimbangkan penulis sejauh
mana dapat memperkuat ruang merealisasikan janji reforma
agraria. Berdasarkan temuan di Aceh, penulis juga mencatat
bahwa integrasi reforma agraria dalam proses perdamaian sangat
penting dalam rangka penyelesaian konflik yang efektif.”
(Achmad Yakub—Tim Percepatan Penyelesaian Konflik Agraria,
Kantor Staf Presiden/Dewan Pembina INAgri)
iv