Page 7 - NURI SAKINA_22BA30bB_bD
P. 7
B. Bulan Sinodik dan Bulan Sideral
Interval waktu yang dibutuhkan agar Bulan melalui seluruh fasanya, misalnya
dari Bulan baru ke Bulan baru berikutnya disebut Bulan sinodik/sinodis dan sama
dengan sekitar 29,5 hari (29 hari, 12 jam, 44 menit, 2,8 detik). Interval waktu ini
adalah dasar dari kalender Bulan. Beda dengan Bulan sideral/sideris yang periode
revolusi Bulan relatif terhadap bintang yang jauh, Bulan sinodik adalah periode
revolusi Bulan relatif terhadap Matahari.
Bintang-bintang dapat ditinjau berjarak tak terhingga, jadi cahaya Bintang dapat
dianggap masuk ke tata surya sepanjang sinar-sinar yang paralel. Oleh karena Bumi
berputar terhadap Matahari, maka Bulan harus melakukan perjalanan lebih jauh dari
pada satu revolusi sideral untuk melengkapi revolusi sinodiknya relatif terhadap
Matahari. Jarak ekstra (tambahan) sesuai dengan 1/12 sebuah lingkaran (1 bulan atau
1/12 x 1 tahun) dalam orbit Bumi, dan karenanya sesuai dengan 1/12 sebuah lingkaran
atau 2 1/3 hari dalam orbit Bulan, maka Bulan sinodik (dari fasa ke fasa) adalah 2 1/3
hari lebih lama daripada Bulan sideral.
C. Praktek Pengamatan Faase-fase Bulan
kita akan mengadakan pengamatan secara konsisten terhadap fase-fase Bulan pada
saat terbit dan terbenam Matahari dalam satu bulan. Harapannya, kita memahami cara
kerja penanggalan Bulan berdasarkan fase-fase dan posisi Bulan secara periodik.
Tetapi sebelumnya, kita perlu mengetahui apa yang disebut dengan koodinat horizon
terlebih dahulu.
6

