Page 57 - E-MODUL IPA SMP SOSIAL BUDAYA BALI PUTU HENRIKA UTARI
P. 57
Tradisi Ngaben Bikul merupakan salah satu solusi menanggulangi hama tikus
tanpa harus merusak lingkungan dan sekaligus tetap menjaga tradisi leluruh masyarakat
Bali. Disamping bertujuan untuk mengusir hama tikus, Ngaben Bikul juga bertujuan
untuk mengembalikan roh tikus yang telah mati ke alam dan jika ditakdirkan terlahir
kembali maka akan menjadi makhluk yang lebih mulia.
Ngaben Bikul dilaksanakan
sesuai dengan dresta, artinya ketika
terjadi wabah serangan hama yang tak
terkendali (merana akeh), maka ritual
ini akan dilaksanakan oleh krama. Jika
ditinjau dari aspek Ekologi, hal ini
merupakan salah satu bentuk
kepedulian masyarakat di Bali
terhadap keseimbangan ekosistem
sawah. Tikus sawah memiliki
Gambar 2.9 Bade Ngaben Bikul predator alami, seperti ular dan
Sumber: balisharing.com
burung pemakan daging seperti elang
dan burung hantu. Apabila Ngaben Bikul terlalu sering dilaksanakan, maka akan terjadi
penurunan populasi tikus sawah secara drastis yang juga akan berpengaruh pada
penurunan jumlah populasi predator tikus sawah sehingga keseimbangan ekosistem
akan terganggu. Oleh karena itu, Ngaben Bikul tidak dilaksanakan setiap tahun melainkan
sesuai dengan jumlah populasi tikus sawah sehingga keseimbangan ekosistem sawah
tetap terjaga.
Alam akan mengatur ekosistem sedemikian rupa sehingga perbandingan antara
jumlah produsen dan konsumen selalu seimbang. Keseimbangan alam (ekosistem) akan
terpelihara bila komposisi komponen-komponenya (komponen biotik maupun
komponen abiotik) dalam keadaan seimbang. Untuk menjaga keseimbangan pada
ekosistem, maka terjadi peristiwa makan dan dimakan. Hal ini bertujuan untuk
mengendalikan populasi suatu organisme.
45
INTERAKSI MAKHLUK HIDUP