Page 58 - E-Modul Keanekaragaman Hayati Berbasis Pendekatan Saintifik Terintegrasi SSI
P. 58
RANGKUMAN
• Keanekaragaman hayati merupakan variasi atau keragaman makhluk hidup yang
ada di bumi. Tingkatan pada keanekaragaman hayati meliputi, keanekaragaman
tingkat gen, tingkat spesies, dan tingkat ekosistem Selain disebabkan oleh faktor
genetika, keanekaragaman hayati juga disebabkan karena kondisi geografis di
setiap wilayah yang berbeda-beda..
• Berdasarkan garis Wallace dan garis Weber, persebaran flora dan fauna di
Indonesia dibagi menjadi 3, yaitu Asiatis, Australis, dan Peralihan.
• Flora dan fauna tipe Asiatis terletak di Indonesia bagian barat, yang meliputi
kepulauan Kalimantan, Bali, Jawa, Sumatera, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.
• Flora dan fauna tipe Australis terletak di Indonesia bagian timur, yang meliputi
Maluku, Papua, Kepulauan Aru, dan pulau-pulau di sekitarnya.
• Flora dan fauna tipe Asia-Australis sering disebut dengan tipe peralihan, yang
meliputi Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi.
• Aktivitas manusia yang mengancam keanekaragaman hayati, meliputi pertanian,
perusakan habitat, polusi, dan perburuan liar.
• Konservasi merupakan upaya untuk melindungi, melestarikan, mengelola, dan
memulihkan keanekaragaman hayati yang dilakukan secara berkelanjutan untuk
meminimalisir kerusakan dan menghindari terjadinya kepunahan.
• Konservasi in-situ merupakan konservasi hewan dan tumbuhan yang dilakukan di
habitat atau lingkungan aslinya agar mekanisme kehidupan di dalamnya dapat
berjalan secara alami. Contoh dari konservasi in-situ adalah suaka margasatwa,
cagar alam, kawasan hutan lindung, dan taman nasional.
• Konservasi ex-situ merupakan konservasi yang dilakukan di luar habitat aslinya
dengan tujuan untuk pemeliharaan, budidaya, dan perkembangbiakan. Habitat
buatan tersebut dibuat semirip mungkin dengan habitat aslinya sehingga flora dan
fauna yang dilestarikan lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan barunya.
Contoh dari konservasi ex-situ adalah kebun binatang, kebun raya, kebun botani,
taman safari, dan penangkaran satwa.
43