Page 18 - JALUR REMPAH
P. 18

4 | Jalur Rempah dan Dinamika Masyarakat Abad X - XVI


               atau menghubungkan pelabuhan-pelabuhan di sepanjang garis pantai atau jalur
               pelayaran kapal-kapal niaga, tetapi juga menjadi pertemuan berbagai tradisi,
               adat-istiadat, dan kebudayaan berbagai bangsa. Interaksi dan pertukaran
               ekonomi serta relasi sosial-budaya terus terjadi selama berlangsungnya
               perniagaan. Proses saling mengisi atau mempengaruhi di bidang kebudayaan
               ini menjadi tak terelakkan pula dan sulit dihindari. Namun, dalam relasi
               sosial-budaya itu, kebudayaan Nusantara tetap mempunyai karakter tersendiri
               yang  tercermin  pada  berbagai  peninggalan  arkelogis  baik  berupa  kompleks
               bangunan peribadatan Hindu-Budha, Islam, arsitektur, permukiman, keraton,
               dan karya-karya lainnya yang tersisa hingga kini.

                   Narasi  jalur rempah di  Nusantara sejak abad ke-10 hingga ke-16 ini
               merupakan sebuah upaya untuk menjelaskan tentang bagaimana pelayaran dan
               perniagaan rempah-rempah dipahami sebagai persilangan dan perjumpaan
               antarbangsa, koneksitas antara satu kota dengan kota lainnya, tali-temali
               pelabuhan yang satu dengan pelabuhan lainnya di berbagai pulau Nusantara.
               Narasi rempah ini juga menjadi salah satu cara memahami atau melihat
               tentang bagaimana sejarah Nusantara dan peran masyarakat lokal di dalamnya
               dalam perjalanan sejarah bangsa ini. Narasi ini juga ingin memperlihatkan
               bahwa jalinan dan jejaring Nusantara dengan dunia atau bangsa-bangsa lain
               sesungguhnya telah berlangsung sejak lama, dan perniagaan rempah-rempah
               serta komoditas unggulan lainnya dalam hubungan ini menjadi simpulnya.

                   Kisah tentang masyarakat  jalur rempah dalam  narasi ini juga berusaha
               menggambarkan dinamika dan perkembangan di tiga wilayah yaitu Banda,
               pantai utara Jawa, dan Jambi. Ketiga wilayah ini memang tidak menggambarkan
               secara utuh pelayaran dan perniagaan Nusantara secara keseluruhan, berikut
               detil-detilnya di setiap wilayah. Meskipun begitu, narasi tentang jalur rempah
               di ketiga wilayah ini berupaya menggambarkan apa yang sangat mungkin
               berlangsung di Nusantara sepanjang abad yang diceritakan dalam narasi ini.

                   Setelah pendahuluan yang berisi pengantar tentang latar belakang
               dan uraian singkat bagian demi bagian tentang jalur rempah, bagian kedua
               menjelaskan tentang latar belakang historis tiga wilayah, Banda, Pantai Utara
               Jawa, dan  Jambi. Bagian ini mencakup penjelasan tentang latar sejarah di
               ketiga wilayah, yakni Banda, Pesisir Utara  Jawa, dan  Jambi ketika dalam
               perkembangan menerimah agama  Budha dan  Hindu tampil dan tercermin
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23