Page 229 - JALUR REMPAH
P. 229

Dinamika Masyarakat Jalur Rempah | 215


                 tinggal lama dan kemungkinan bisa menjadi pelanggan, maka penduduk akan
                 membangun rumah.

                     Sementara itu, sejak Malaka dibuka sebagai bandar perdagangan perantara
                 pada akhir abad ke-15, pedagang Cina tidak lagi berlayar menyusuri pesisir
                 utara Jawa melalui rute selatan. Pedagang Cina setelah tiba di bandar Malaka
                 menghuni di sana. Mereka mempunyai kalkulasi biaya lebih mahal, apabila
                 perjalanan memperoleh rempah-rempah ke Kepulauan Maluku. Pedagang
                 Cina menunggu pedagang-pedagang Jawa dan Malaka tiba di sana membawa
                 kargo rempah-rempah.

                     Demikian pula, ketika bandar Malaka dikuasai oleh Portugis pada 1511,
                 dan mereka ingin mengawasi para pedagang yang berlayar melalui selat. Maka,
                 para  pedagang memutar  Semenanjung  Melayu untuk menghindari  Malaka.
                 Akibatnya muncul  pelabuhan dan pusat perdagangan baru seperti bandar
                 Makassar,  Banten,  Ambon dan lain-lain. Pada awal abad ke-16 Pelabuhan
                 Makassar menjadi penting bagi penyaluran pala  dan  fuli produksi Banda.
                 Sebaliknya, pedagang Makassar dapat mendistribusikan produksi beras petani
                 Maros yang surplus melalui jalur pelayaran utara menuju pelabuhan Banda.

                     Juga, munculnya  pelabuhan  Ambon  sebagai bandar penumpukan
                                                           23
                 rempah-rempah, terutama dari Maluku  Utara. Saudagar Banda seringkali
                 berlayar  ke  Ternate,  Tidore  dan  Makian untuk  mendapatkan  cengkeh  yang
                 akan mereka tukarkan kepada pedagang Cina di Malaka.

                     Pada saat kapal berlabuh di pelabuhan dan anak buah kapal menambatkan
                 tembang dan mengikatnya di dermaga  pelabuhan. Nakhoda dan  pedagang
                 Jawa menuruni tangga kapal menuju pelabuhan Naira. Kapal berlabuh persis
                 berhadapan dengan  Gunung Api, yang menyebabkan  kapal terlindung dari
                 ombak dan angin besar. Nakhoda kapal disambut oleh orang kaya yang juga
                 berperan sebagai syahbandar.
                                             24

                     Biasanya orang kaya memberikan persyaratan kepada nakhoda sebelum
                 memperdagangkan barang-barangnya di  pasar, perlu menimbang terlebih


                    23  Pelabuhan Ambon akan menjadi pusat perdagangan penting ketika VOC mengoperasi politik
                 perdagangan monopoli rempah-rempah.
                    24  Syahbandar, sebuah kata yang berasal dari bahasa Persia, biasanya digunakan di Timur untuk
                 menunjukkan orang yang dipercaya dengan pengawasan sebuah pelabuhan.
   224   225   226   227   228   229   230   231   232   233   234