Page 234 - JALUR REMPAH
P. 234

220 | Jalur Rempah dan Dinamika Masyarakat Abad X - XVI


                   Perkebunan-perkebunan di Naira dan Banda Besar dimiliki oleh komunal
               tradisional yang meliputi keluarga-keluarga  desa.  Ketika musim panen,
                                                                 34
               keluarga-keluarga di desa bergotong royong untuk mengangkut biji pala dan
               fuli ke  pelabuhan. Namun, banyak dari kepala keluarga itu menggunakan
               budak untuk pengangkutan ke pusat pelabuhan. Orang Banda membeli budak
               di Kepulauan Sunda Kecil, terutama Sumbawa. Juga, mereka membeli budak
               di sekitar Maluku. Diperoleh cerita, bahwa pada 1562 kapten kapal dari Raja
               Ternate memaksa mengubah orang Kristen di Ternate menjadi Islam dengan
               bermacam siksa. Ada beberapa calon pendeta membantu mereka menjualnya
               kepada orang-orang Islam di Banda .
                                                 35
                   Keluarga desa dan budak-budak milik mereka membawa ratusan ton ke
               gudang di pelabuhan. Biasanya di gudang ditimbang berapa jumlah hasil panen
               mereka. komunitas produksi itu tidak hanya pada musim panen membawa
               pala  dan  fuli  ke  tempat  penyimpanan  di  pelabuhan, tetapi  bisa  kapan  saja
               setelah produksi pala terkumpul. Pada umumnya, untuk hasil panen per tahun
               perkebunan Ortanta 1560 bahar, sedangkan untuk Lonthoir 400 bahar, Pulau
               Ay sebanyak 200 bahar, untuk pulau Banda Naira per tahun 150 bahar dan
               pulau Run mencapai 100 bahar per tahun. Sementara itu, untuk panen raya
               yang terjadi tujuh tahun  sekali  bisa  memproduksi  6000  hingga 7000  bahar
               untuk biji pala dan 5000 hingga 6000 bahar fuli.  Harga pala dan fuli akan
                                                               36
               menjadi berlipat ganda nilainya setelah tiba di pelabuhan Eropa. Misalkan, di
               Inggris pada 1350-an 28 ons fuli setara dengan nilai seekor lembu.
                                                                              37
                   Setelah penaklukkan  Kepulauan Banda pada 1621,  VOC melakukan
               perombakan terhadap perkebunan pala. Perkebunan pala mendapatkan nama
               baru yakni perk, dalam bahasa Belanda bermakna konsesi perkebunan. Satu
               perk diperkirakan luasnya 3.130 meter persegi.  Sementara itu, orang yang
                                                              38
               bertanggung jawab terhadap keberlangsungan perkebunan itu adalah perkenier


                   34  Tanah komunal desa itu tidak boleh dialihkan ke pemilik lain atau diperjualbelikan. Secara
               turun-temurun tanah komunal itu untuk perkebunan pala.
                   35  Villiers. Op.cit. “Trade And Society in The Banda Islands…,” hlm.729
                   36  Ukuran bahar di beberapa kepulauan berbeda, misalkan untuk Kepulauan Banda satu bahar
               sama dengan 550 pounds, sedangkan di Maluku satu bahar sama dengan 600 pounds, dan di Malaka
               satu bahar sama dengan 530-540 pounds. Untuk hal ini lihat. Pires. Op.cit. Suma Oriental…, hlm. 206.
                   37  Villiers. Op.cit. “Trade And Society in The Banda Islands…,” hlm. 738.
                   38  Untuk hal ini lihat. Hanna. Op.cit. Kepulauan Banda…, hlm. 64.
   229   230   231   232   233   234   235   236   237   238   239