Page 16 - E-Modul Pembelajaran Berbasis Flipbook Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas X Di SMK N 2 OKU
P. 16
MATERI I
Bahasa Indonesia
MATERI II
Memahami Teks Diskusi dan Menilai Efektivitas Diksi, Rima, dan Tipografi dalam Teks
Puisi
Setelah kegiatan pembelajaran materi II ini diharapkan peserta didik mampu memahami teks diskusi dan menilai
efektivitas pemilihan kata/diksi, pengaturan rima, dan tampilan tipografi dalam mendukung makna dan amanat puisi
Puisi memiliki berbagai macam jenis. Berdasarkan kurun waktunya, dikenal puisi lama (mantra,
karmina, gurindam, pantun, puisi, gurindam, syair, talibun, dll) dan puisi baru yang bentuknya tidak lagi
terikat seperti puisi lama (balada, elegi, epigram, himne, ode, satire, dll).
Berdasarkan isi puisinya dikenal pula jenis puisi naratif, puisi deskriptif, puisi lirik, dan lain
sebagainya. Bahkan, belum lama ini, muncul jenis puisi esai yang mengundang kontroversi di kalangan
penyair dan pengamat sastra. Beberapa ada yang mendukung/pro adanya puisi esai, tetapi tidak sedikit pula
yang menentang/kontra.
1. Puisi Naratif
Puisi naratif mengungkapkan suatu cerita atau penjelasan penyair. Puisi ini terbagi ke dalam beberapa
macam, yakni balada dan romansa. Balada ialah puisi yang berisi cerita tentang orang-orang perkasa
ataupun tokoh pujaan.
Contohnya yaitu “Balada Orang-orang Tercinta” dan “Blues untuk Bonnie” karya WS Rendra. Romansa
ialah jenis puisi cerita yang memakai bahasa romantik yang berisi kisah percintaan yang diselingi
perkelahian dan petualangan.
2. Puisi Deskriptif
Dalam jenis puisi ini, penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap keadaan/peristiwa, benda, atau
suasana yang dipandang menarik perhatian. Puisi yang termasuk ke dalam jenis puisi deskriptif adalah
satire dan puisi kritik sosial.
a. Satire ialah puisi yang mengungkapkan perasaan ketidakpuasan penyair terhadap suatu keadaan
dengan cara menyindir atau menyatakan keadaan sebaliknya.
b. Puisi kritik sosial ialah puisi yang menyatakan ketidakpuasan penyair terhadap keadaan atau
terhadap diri seseorang dengan cara membeberkan kepincangan atau ketidakberesan keadaan atau
orang tersebut. Kesan penyairan ini juga dapat kita hayati dalam puisi-puisi impresionistik yang
mengungkapkan kesan (impresi) penyair terhadap suatu hal.
4