Page 26 - e-LKPD IPA Terpadu Tipe Connected Materi Energi SMP
P. 26

Orientasi Peserta Didik Terhadap Masalah


            Musim Alami Habis, Petani Buah Naga di Banyuwangi

            Perlu Inovasi baru untuk Percepat Pembuahan



                                                    BANYUWANGI, KOMPAS.com. Desa Bulurejo,
                                                    Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi. Hampir di
                                                    setiap pekarangan rumah warga, tepi jalan, dan
                                                    kebun ditanami buah naga. Karena banyaknya
                                                    buah naga, desa ini kini dikenal sebagai kampung
                                                    naga. Desa ini juga menjadi salah satu yang
                                                    pertama mulai mengembangkan pertanian buah
                                                    naga di Bumi Blambangan.
                Gambar 5. Kebun Buah Naga

          Banyak cerita sukses petani buah naga di Banyuwangi. Sekali panen, penghasilan
          ratusan juta bukan hal yang biasa. Meski demikian, pertanian buah naga bukan tanpa
          hambatan. Petani buah naga juga mengalami pasang surut dalam menjalankan
          usahanya. Buah naga mulai ditanam di Banyuwangi sejak 2009-2010 silam.

          Saat itu, pertanian buah naga baru dilakukan sejumlah kelompok tani. Mereka
          mendatangkan bibit buah naga dari Batam, Kepulauan Riau, seharga Rp 8.000 tiap
          batang. Buah naga ditanam dan dibesarkan hingga mampu berbuah. Namun para

          petani ini menemui kesulitan untuk menjualnya. Saat itu, warga di Banyuwangi belum
          familier dengan jenis buah ini. "Dulu, untuk menjual satu kuintal dalam sehari tidak
          habis. Sekarang meski pandemi 10 ton sehari langsung habis," kata Edi Purwoko (41),
          petani buah naga asal Dusun Tambakrejo kepada Kompas.com, Selasa (27/7/2021).

          Edi, salah satu generasi awal petani di Banyuwangi yang membudidayakan buah naga.
          Bersama petani lainnya, kelompok-kelompok tani buah naga di Banyuwangi coba
          mengenalkan dan membuka pasar buah naga. Beruntungnya, Banyuwangi
          merupakan surga buah. Sehingga banyak saudagar buah yang punya kenalan di
          pasar-pasar, baik di Banyuwangi mau pun luar daerah

          Memasuki 2011, buah naga kian populer. Harganya stabil dan permintaan terus tinggi.
          Hal ini membuat banyak petani di Banyuwangi berbondong-bondong menanam buah
          asli Meksiko ini, akibatnya luas lahan pertanian buah naga terus bertambah. Semakin

          banyaknya petani buah naga ini rupanya menimbulkan masalah. Saat panen raya,
          produksi buah naga berlebih dan mengakibatkan harganya turun drastis. Puncaknya
          pada 2015 ke atas, harga buah naga anjlok, sehingga banyak petani mengalami
          kerugian ketika panen raya datang. Harganya rendah dan rata-rata Rp 1.000 hingga
          Rp 2.000 per kilogram. Padahal sebelumnya harganya bisa di angka Rp 10.000 hingga
          Rp 20.000. Harga anjlok karena jenis buah saingan lain seperti manggis, mangga,
          hingga duku juga memasuki masa panen. buah naga hanya panen pada Oktober-




                                                           19
   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31