Page 12 - BMH JATIM-MAJALAH MULIA EDISI JUNI 2021 VERSI ONLINE_Neat
P. 12
JENDELA UTAMA
itu hendak nya setiap Muslim Tanpa letih, setiap saat setan
menggandeng kesabaran dalam terus bergerilya mencari mang-
setiap langkah dan perbuatann- sa untuk dijadikan korban akal
ya. Sebab kesabaran itu meliputi bulus mereka selama ini. Bahkan
perintah Allah yang harus dikerja- pertarungan itu bermula sejak
kan dan larangan-Nya yang mes- kehidupan Nabi Adam beserta
ti dijauhi oleh hamba. Keduanya istrinya, Hawa di surga. Adam
mem butuhkan pengorbanan yang akhir nya tergelincir dari rel ke-
tulus dari hati yang ikhlas. taatan di jalan Allah. Ia terpedaya
Firman Allah: dan bermaksiat dengan memakan
“Dan sesungguhnya telah buah yang terlarang sebelumnya.
Kami perintahkan kepada Adam Berbagai pengalaman hendak-
dahulu, maka ia lupa (akan per- nya menjadi pelajaran berhar-
intah itu), dan tidak Kami dapati ga sekaligus bahan evaluasi ke-
padanya kemauan yang kuat.” hidupan manusia. Tak sedikit niat
(QS. Thaha [20]: 115). baik yang tertancap dalam hati,
Belajar dari kisah Nabi Adam namun seringkali kebaikan itu tak
Alaihi as-salam (As), hidup me- berumur panjang hingga akhir-
mang tidak boleh sekadar hidup nya seolah lenyap ditelan masa.
begitu saja. Namun dibutuhkan Alih-alih kualitas bacaan al-Qur’an
tekad yang kuat dalam setiap meningkat, misalnya. Sekedar un-
urusan. Butuh perjuangan bahkan tuk istiqamah bertahan rutin me-
pengorbanan. Apalagi untuk satu ngaji sungguh terasa berat bagi
ibadah atau amal shaleh yang di- sebagian manusia.
canangkan. Allah menahbiskan, Masih dari kisah Nabi Adam,
di antara bentuk kelupaan Nabi hikmah berikutnya adalah setiap
Adam adalah tidak menyertakan Muslim tak boleh merasa berada
tekad yang kuat dalam perbuata- di zona aman ataupun nyaman.
nnya. Hingga akhirnya tanpa sa- Selama orang itu masih berpijak
dar ia tertipu oleh tipu daya Iblis, di dunia, ia tak boleh tertipu de-
saat itu. ngan amalannya sendiri. Apalagi
Inilah sunnatullah. Ketaatan di sampai merasa ujub (bangga diri)
jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan apa yang diperbuat.
(Swt) itu tak pernah akur dengan Parahnya, jika ikut-ikutan ter-
kemaksiatan sebagai jualan la- jebak menilai perbuatan orang
ris dari setan dan konco-kon co- lain. Sedang ia sendiri, saat mem-
nya. Garis takdir ini tidak pernah vonis orang lain, belum beranjak
bergeser sebagai sunnatulah da- dari ‘kursi malasnya’ yang hanya
lam kehidupan manusia hingga bergoyang-goyang di teras ru-
hari Kiamat. Jika ada penegak ke- mah. Jangankan memberi moti-
benaran yang menyeru kepada al- vasi dan dukungan berupa materi
haq, maka di sana juga hadir para atau moril, orang itu hanya sibuk
pendukung kebatilan juga tak mengurus kesalahan orang lain.
henti berkoar meneriakkan tipu Hingga lalai dari mengurus aib
daya mereka. sendiri.*Masykur
8 MULIA | Syawal 1442/Juni 2021