Page 62 - Ada - Bagian Dari Hidup (Puisi, Cerpen, Naskah drama)
P. 62

PUISI, CERPEN, NASKAH DRAMA

               Narti          : Surat apa ini pak?

               Petugas        : Ibu baca saja. Semua isi surat itu sudah cukup jelas menjawab
                              pertanyaan ibu. Oke, kami pergi dulu. Selamat siang.

               Narti          : Selamat siang pak.

               Nana           : Ibu, ada apa?
               Narti          : Tidak tahu nak. Sebentar ibu baca dulu suratnya. (menangis)

               Kiki           : Kenapa ibu menangis?
               Nartu          : Maafkan ibu.

               Tina           : Ada apa bu? Ceritakan kepada kami. Kita kan keluarga bu.
               Narti          : Maafkan ibu. Kalian tidak bisa belajar disini lagi.

               Nana           : Memangnya kenapa bu?

               Kiki & Tina  : Iya, kenapa bu?
               Narti          : Kolong jembatan ini akan dibersihkan oleh petugas sore ini dan ini

                              adalah surat pemberitahuannya agar kita segera pergi dari kolong

                              jembatan ini.
               Kiki           : Saya ga mau bu.

               Nana           : Saya juga ga mau bu. Saya mau belajar menulis puisi disini dengan
                              ibu.

               Tina           : Apakah mereka tidak mengerti keinginan kita. Kita disini bukan
                              berjudi, bukan mabuk-mabukan atau hal buruk lainnya tetapi kita disini

                              untuk belajar, untuk membangun negeri ini.

               Narti          : Ibu mengerti perasaan kalian. Kita akan mempertahankan tempat ini.
               Nana           : Kita adukan saja kepada presiden bu

               Narti           : Nana, presiden itu sibuk. Beliau harus mengadakan kunjungan ke
                              luar negeri, tidak ada waktu untuk mengurusi kita.

               Kiki           : Tapi kan presiden punya pembantu banyak sekali bu dan pembantu-
                              pembantu presiden juga berpendidikan tinggi.

               Narti          : Iya tetapi mereka juga punya urusan sendiri. Banyak proyek

                              pembangunan yang harus mereka kerjakan.
               Tina           : Lalu kepada siapa kita bisa mengadu bu?

               Narti          : Kepada Tuhan, Tina. Tuhan tidak akan pernah membiarkan kita

                              sendiri dan ini adalah salah satu ujian Tuhan untuk kita agar kita
                              menjadi manusia yang lebih baik.




                                                                                  COPYRIGHT: REFQI RIFAI   61
   57   58   59   60   61   62   63   64