Page 58 - Peninggalan Kerajaan Hindu, Buddha, dan Islam
P. 58
PENINGGALAN
1. Keraton Surosowan
Keraton Surosowan, kediaman para sultan Banten,
dari Sultan Maulana Hasanudin pada 1552 hingga
Sultan Haji yang memerintah pada 1672-1687.
Bangunan itu yang nyaris rata dengan tanah, di
sekelilingnya telah ditumbuhi rumput dan lumut.
Namun bangunan ini dihancurkan oleh Belanda pada
saat berperang dengan kerajaan Banten. Semula,
bangunan keraton yang seluas hampir 4 hektare itu
bernama Kedaton Pakuwan. Sisa bangunan yang kini
masih bisa dinikmati adalah benteng setinggi 0,5-2
meter yang mengelilingi keraton dan sisa fondasi
ruangan.
2. Masjid Agung Banten
Masjid Agung ini terletak bagian barat alun-alun
kota, diatas tanah seluas 0,13 hektar didirikan pada
masa pemerintahan Maulana Hasanuddin. Bangunan
masjid ini berdenah segi empat dengan atap
bertingkat bersusun 5 atau dikenal dengan istilah
atap tumpang. Di bagian puncak terdapat hiasan atap
yang biasa disebut mamolo. Salah satu kekhasan
yang tampak dari masjid ini adalah adalah atap
bangunan utama yang bertumpuk lima, mirip pagoda
China. Ini adalah karya arsitektur China yang
bernama Tjek Ban Tjut. Dua buah serambi yang
dibangun kemudian menjadi pelengkap di sisi utara
dan selatan bangunan utama. Pada bagian depan
terdapat parit berair yang disebut kulah, fungsinya
adalah sebagai kolam wudlu.
3. Meriam Ki Amuk
Meriam Ki Amuk merupakan sebuah meriam hasil
peninggalan kerajaan Banten yang masih dapat kita
saksikan hingga sekarang. Dahulu meriam ini
terletak di Karangantu namun sekarang sudah
dipindahkan ke halaman museum. Meriam ini
dulunya dijadikan sebagai senjata pertahanan
maritim. Meriam Ki Amuk terbuat dari tembaga
dengan panjang sekitar 2,5 meter.
48