Page 9 - E-MODUL GETARAN HARMONIK (MUHAMMAD AKBAR AGUSTIAN)
P. 9

B      Pengertian Gerak Harmonik





             Dalam kehidupan sehari-hari tanpa kita sadari, kita sering melakukan jenis

             gerakan  secara  berulang  yang  terjadi  secara  terus  menerus.  Memainkan

             angklung yang digoyang-goyangkan, senar gitar ynag dipetik bergetar secara

             cepat, ayunan ditaman bermain, dan piston dalam mesin ynag bergerak maju
             mundur.  Jenis  gerak  tersebut  disebut  gerak  periodik  atau  gerak  harmonik.

             Jika kita cermati frekuensi yang terjadi, angklung menghasilkan getaran pada

             kisaran ratusan hertz. Bandingkan dengan getaran sebuah mesin mobil yang

             mampu mencapai ribuan hertz.

















                Sumber : (rezaauliatansripratama.blogspot.com)  Sumber : (blogspot.com.sainsmania)  Sumber : (blogspot.com.sainsmania)
                Gambar 1.1 Pertunjukan         Gambar 1.2 Senar Gitar       Gambar 1.3 Pegas / Shocker
                        Angklung                    Yang Dipetik                       mobil





             Objek  yang  berosilasi  bolak-balik  dengan  lintasan  dan  waktu  yang  sama

             bersifat  periodik.  Gerak  harmonik  merupakan  benda  yang  bergerak  bolak-

             balik  disekitar  titik  kesetimbangannya.  Bentuk  gerak  periodik  yang  paling

             sederhana yaitu objek yang berosilasi pada ujung pegas sehingga disebut gerak
             harmonik


             Gerak harmonik sederhana memiliki amplitudo (simpangan maksimum) dan

             frekuensi  yang  tetap.  Gerak  ini  bersifat  periodik.  Setiap  gerakannya  akan

             terjadi  secara  berulang  dan  teratur  dalam  selang  waktu  yang  sama.  Dalam

             gerak harmonik sederhana, resultan gayanya memiliki arah yang selalu sama,

             yaitu  menuju  titik  kesetimbangan.  Gaya  ini  disebut  dengan  gaya  pemulih.

             Besar  gaya  pemulih  berbanding  lurus  dengan  posisi  benda  terhadap  titik

             kesetimbangan
                                                                                                               2 2
                                                                                                                  3
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14