Page 12 - Kelompok 4
P. 12
Chuo Sangi-in,
Sebagai realisasi dari pidato Tojo itu, pada bulan Oktober 1943, Prof. Hoesen
Djajadiningrat diangkat sebagai Kepala Departemen Urusan Agama. Hal ini
merupakan jabatan tertinggi pertama yang dijabat orang Indonesia. Pada bulan
November 1943, Mas Soetardjo Kartohadikoesoemo diangkat menjadi shucokan.
Sebelumnya pada bulan September, telah diangkat tujuh orang penasihat (sanyo)
3
pada pemerintah militer Jepang. Di antaranya Ir. Soekarno pada somubu
1
(departemen urusan umum), Mr. Soewandi, dr. Abdul Rasyid pada naimubu
(departemen dalam negeri), Prof. Dr Soepomo pada shihobu (departemen kehakiman),
2
Muhtar bin Praboe Mangoenegoro pada sendenbu (departemen propaganda), dan
Prawoto Soemadilogo pada sangyobu (departemen perekonomian).
Sehubungan turut sertanya tokoh-tokoh pergerakan nasional dalam pemerintahan
militer Jepang itulah, pada tanggal 5 September 1943, saiko shikikan (panglima
tertinggi) mengeluarkan Osamu Seirei No.36 dan No. 37 tentang pembentukan Chuo
Sangi-In. Chuo Sangi-In adalah Dewan Pertimbangan Pusat yang berada langsung di
bawah saiko shikikan. Badan ini bertugas menyampaikan usul dan pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan kepada pemerintah militer Jepang, mengenai pemerintahan
dan politik

