Page 4 - ANEMIA REMAJA PUTRI_Neat
P. 4
Berdasarkan tabel 1 dari 50 ekonomi, sosial-budaya, dan biologis atau
responden yang diperiksa kadar keturunan (10).
hemoglobinnya didapatkan lebih dari Hasil penelitian dan sesuai dengan
setengah (54%) responden mengalami tabel 1 dapat disimpulkan bahwa remaja
anemia, sebagian besar (86%) responden putri di SMP Negeri 4 Banjarbaru
memiiki status gizi yang normal, lebih dari mayoritas memiliki lama menstruasi dan
setengah (60%) responden memiliki lama panjang siklus menstruasi yang normal.
menstruasi yang normal, lebih dari hal ini disebabkan karena responden
setengah (52%) responden memiliki dalam penellitian ini tinggal bersama
panjang siklus menstruasi yang normal, orang tuanya dan di usaha kegiatan
lebih dari setengah (52%) orang tua sekolah SMP Negeri 4 Banjarbaru
responden berpendidikan rendah, dan memiliki petugas kesehatan yang
lebih dari setengah (56%) orang tua berpendidikan D3 kebidanan, sehingga
responden memiliki pendapatan dibawah apabila responden mengalami masalah
UMR kota Banjarbaru. saat menstruasi mereka bisa menayakan
Kadar normal hemoglobin atau sel hal tersebut ke orang tuanya atau ke
darah merah untuk anak SMP adalah ≤12 petugas di usaha kegiatan sekolah di SMP
gram/dl (6). Anemia itu sendiri bukanlah Negeri 4 Banjarbaru, serta orang tua juga
suatu penyakit melainkan suatu tanda dari bisa mengatur pola makan anaknya saat
keadaan suatu penyakit atau gangguan anaknya mengalami menstruasi agar
fungsi tubuh (7). Secara garis besar anaknya tidak mengalami masalah
anemia dapat disebabkan oleh 3 hal yaitu kesehatan.
berkurangnya produksi sel darah merah Lama dan panjang siklus menstruasi
(hal ini dapat disebabkan kurangnya yang tidak normal merupakan salah satu
nutrisi, kelainan sumsum tulang, atau jenis gangguan menstruasi, dimana
karena penyakit), meningkatnya destruksi gangguan menstruasi ini dapat
(penghancuran) sel darah merah, dan dipengaruhi oleh banyak hal, seperti
kehilangan darah (8). Persentase anemia makanan yang dikonsumsi dan aktifitas
pada remaja putri di SMP Negeri 4 fisik faktor hormon dan enzim didalam
Banjarbaru adalah sebesar 54 %, menurut tubuh, masalah dalam vaskular serta faktor
kriteria anemia yang ditentukan WHO hal genetik (keturunan) (11). Hasil penelitian
tersebut menunjukkan adanya masalah indraini, dkk (2009) menunjukkan
kesehatan masyarakat berat (severe public kebiasaan mengkonsumsi buah dan lauk
health problem) dengan batas prevalensi hewani berhubungan positif dengan
anemia ≥40 persen (9). lamanya proses menstruasi, dimana
Status gizi remaja putri di SMP remaja yang banyak mengkonsumsi lauk
Negeri 4 Banjarbaru mayoritas berada hewani dan buah akan memiliki lama
dalam katagori normal, hal ini disebabkan proses menstruasi yang lebih normal
karena responden dalam penellitian ini dibanding dengan remaja yang tidak
responden tinggal bersama orang tuanya mengkonsumsi lauk hewani, serta
sehingga pola dan jenis makanan mereka kebiasaan mengkonsumsi buah
masih terjamin dan dapat diatur oleh orang berhubungan negatif dengan panjang
tua mereka, serta tempat tinggal siklus menstruasi yang normal, dimana
responden yang dekat dengan pasar yang semakin banyak remaja putri
menyebabkan orang tua responden mudah mengkonsumsi buah maka jarak antara
mendapatkan bahan makanan. Ada menstruasinya akan semakin jauh dari
beberapa faktor yang dapat jarak normal panjang siklus menstruasi
mempengaruhi status gizi seseorang (12).
seperti faktor lingkungan, Pada tabel 1, dapat dilihat mayoritas
tingkat pendidikan orang tua
3