Page 15 - MODUL 1_ESTI FB
P. 15
B. Kerajaan Aceh
Aceh berdiri sebagai kerajaan merdeka. Sultan pertama yang memerintah dan
sekaligus sebagai pendiri Kerajaan Aceh adalah Sultan Ali Mughayat Syah (1514–1528).
1. Aspek Kehidupan Politik dan Pemerintahan
Aceh cepat tumbuh menjadi kerajaan besar karena didukung oleh faktor sebagai
berikut.
a. Letak ibu kota Aceh sangat strategis, yaitu di pintu gerbang pelayaran dari India
dan Timur Tengah yang akan ke Malaka, Cina, atau ke Jawa.
b. Pelabuhan Aceh (Olele) memiliki persyaratan yang baik sebagai pelabuhan
dagang. Pelabuhan itu terlindung oleh Pulau We, Pulau Nasi, dan Pulau Breuen
dari ombak besar.
c. Daerah Aceh kaya dengan tanaman lada sebagai mata dagangan ekspor yang
penting. Aceh sejak dahulu mengadakan hubungan dagang internasional.
d. Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis menyebabkan pedagang Islam banyak yang
singgah ke Aceh, apalagi setelah jalur pelayaran beralih melalui sepanjang pantai
barat Sumatera.
Corak pemerintahan Aceh terbagi atas pemerintahan sipil dan pemerintahan atas
dasar agama.
a. Pemerintahan Sipil
Pemerintahan sipil dipimpin oleh kaum bangsawan. Setiap kampung (gam-
pong) dipimpin oleh seorang uleebalang. Beberapa gampong digabung menjadi
sagi yang dipimpin oleh seorang panglima sagi. Ia berkuasa atas daerahnya dan
berhak memilih sultan. Kaum bangsawan yang memegang kekuasaan sipil dise-
but teuku.
b. Pemerintahan atas Dasar Agama
Pemerintahan atas dasar agama dilakukan dengan menyatukan beberapa
gampong dengan sebuah masjid yang disebut mukim. Kepala tiap-tiap mukim
disebut imam. Kaum ulama yang berkuasa dalam bidang keagamaan disebut
teungku.
Raja-raja yang pernah berkuasa antara lain :
a. Sultan Ibrahim (1496-1528), bergelar Sultan Ali Munghayat Syah.
b. Sultan Salahuddin (1528-1537 M)
c. Sultan Alauddin Riayat Syah Al Kahar (1537-1568)
d. Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M)
e. Sultan Iskandar Thani (1636-1641 M)
f. Puteri Sri Alam (1641-1675 M) bergelar Sultan Tajul’alam Safiatuddin Syah (puteri
Sultan Iskandar Muda).
g. Sri Sultan Nurul Alam Nakiatuddin (1675-1678 M)
2. Aspek Kehidupan Kebudayaan
Letak Aceh yang strategis menyebabkan perdagangannya maju pesat. Dengan
demikian, kebudayaan masyarakatnya juga makin bertambah maju karena sering
berhubungan dengan bangsa lain. Contoh dari hal tersebut adalah tersusunnya
hukum adat yang dilandasi ajaran Islam yang disebut Hukum Adat Makuta Alam.
Menurut Hukum Adat Makuta Alam pengangkatan sultan haruslah semufakat hukum
dengan adat.
Adapun orang-orang yang diangkat menjadi sultan dalam hukum agama Islam
harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
a. Mempunyai kecakapan untuk menjadi kepala negara (merdeka, dewasa,
berpengetahuan, dan adil);
b. Cakap mengurus negeri, hukum, dan perang;
Historia Sejarah Perminatan Kelas 11-IPS Semester I SMA/MA K-13 17